Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kunjungan PM Suga, Sentimen Positif untuk Bank Jepang di Indonesia?

Beberapa bank Jepang yang beroperasi di Indonesia antara lain SMBC, MUFG Bank Ltd., Bank J Trust Indonesia, dan Bank Resona Perdania.
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga/Bloomberg
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Kunjungan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga ke Indonesia dan Vietnam menjadi momentum besar bagi Negeri Sakura dalam pengembangan industri negara ini ke depannya. Bank Jepang cukup menguasai pangsa pasar perbankan Tanah Air pun diperkirakan akan mendapat kinerja yang semakin baik pasca kunjungan ini.

Bank besar asal Jepang memiliki cabang di Indonesia adalah Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC), dan MUFG Bank Ltd. Adapun, SMBC sudah melebur dengan PT Bank BTPN Tbk. dan menjadi pengedali. Sementara itu, MUFG menjadi pemegang saham pengendali di PT Bank Danamon Indonesia Tbk. yang merupakan salah satu anggota Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) IV.

Di luar itu, bank asal Jepang juga memiliki bank komersial yakni PT Bank J Trust Indonesia Tbk. yang masa konsolidasinya sudah selesai, dan mulai mencetak laba tahun ini. Maklum, bank yang dulunya Bank Century yang memiliki sejarah cukup berat dalam menghadapi kredit bermasalah.

Ada juga PT Bank Resona Perdania yakni BUKU II yang kinerjanya cukup positif. Bahkan, selama masa pandemi tahun ini masih mampu membukukan pertumbuhan laba hampir 3 kali lipat menjadi Rp120 miliar.

Berdasarkan catatan Bisnis, kunjungan PM Suga menegaskan keseriusan Jepang untuk merealokasi banyak perusahaan dari China. Jepang pun telah mengalokasikan US$653 juta untuk mendorong 87 perusahaan beralih dari China, baik kembali ke dalam negeri maupun pindah ke negara lain. Dari 87 perusahaan tersebut, 30 diantaranya diperkirakan akan pindah ke negara-negara Asean.

Selain itu, Jepang juga berupaya untuk membawa negara-negara Asean seperti Thailand, Filipina dan Indonesia ke dalam Comprehensive and Progressive Trans Pacific Partnership (CPTPP), perjanjian perdagangan bebas antara Kanada dan 10 negara di kawasan Asia-Pasifik.

Negara-negara tersebut yakni Australia, Brunei, Chile, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura dan Vietnam. Pada 30 Desember 2018, CPTPP mulai berlaku dan Jepang menjadi satu di antara enam negara pertama yang meratifikasi perjanjiannya selain Kanada, Australia, Meksiko, Singapura, dan Selandia Baru. Vietnam meratifikasi perjanjian itu pada 14 Januari 2019.

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan kunjungan tentu akan berdampak pada sentimen positif terkait dengan investasi Jepang di Indonesia.

"Termasuk bank-bank asal Jepang. Kalau ada pembicaraan konkret terkait kerja sama dagang atau investasi maka kinerja mereka yang akan terdongkrak duluan," katanya, Selasa (20/10/2020).

Dia pun menjelaskan omnibus law yang disahkan akan membantu kelancaran rencana investasi ke depan.

"Hanya saja, ini tetap butuh waktu. Aturan turunan tetap akan sangat berpengaruh pada kelancaran investasi ke depan," katanya.

Sementara itu, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah Redjalam mengatakan masih belum terdengar rencana konkret dari kunjungan PM Jepang hari ini.

"Tentu kunjungan akan memberi sentimen positif, tetapi untuk kinerja ekonomi dan perbankan membutuhkan rencana konkret. Itu yang pasar tunggu," sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper