Bisnis.com, JAKARTA - Kendati mobil berbasis listrik mulai menjadi tren, peminatnya masih terbatas akibat harga jualnya yang masih di atas rata-rata. Akankah 2021 jadi momentum pertumbuhan penjualan?
Pengamat otomotif dan pelaku industri pembiayaan Jodjana Jody yang merupakan CEO Auto2000 (2010) dan Astra Credit Companies (2015) menjelaskan bahwa potensi pertumbuhan tersebut memang ada.
Namun, pertumbuhan ini ada batasannya, dan secara umum bukan hanya untuk mobil listrik, namun juga segmen mobil penumpang dengan harga di atas rata-rata.
Seperti diketahui, hingga kini kendaraan berbasis listrik, mulai dari hybrid, plug-in hybrid (PHEV), serta full electric battery pun baru sanggup menyasar kalangan menengah ke atas, bahkan secara spesifik lebih terbatas lagi untuk mereka yang punya awareness soal kendaraan ramah lingkungan.
Di mana, bukan hanya karena harganya yang lebih mahal dari kendaraan sejenis dengan mesin bakar konvensional, yaitu bensin maupun diesel. Kesiapan infrastruktur dari calon pembeli pun masih jadi salah satu pengganjal.
"Khusus tahun ini saya pikir pasar masih terbatas karena kendala harga dan juga infrastruktur. Hanya orang kaya, dan multiple owner atau punya mobil lebih dari satu, yang bisa beli mobil listrik murni. Belum lagi power listrik di rumah juga mesti 10.000 VA ya, agar charging bisa cepat," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (26/1/2021).