Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Demi Pulihkan Ekonomi, BI Masih Ingin Bank Pangkas Bunga Kredit

Suku bunga kebijakan moneter yang tetap rendah dan likuiditas yang sangat longgar, mendorong suku bunga kredit perbankan terus dalam tren menurun.
Rika Anggraeni
Rika Anggraeni - Bisnis.com 18 November 2021  |  15:35 WIB
Demi Pulihkan Ekonomi, BI Masih Ingin Bank Pangkas Bunga Kredit
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Rabu (29/4 - 2020). Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) terus mendorong perbankan untuk melanjutkan penurunan suku bunga dasar kredit (SBDK) atau prime lending rate. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kredit kepada dunia usaha untuk pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, suku bunga kebijakan moneter yang tetap rendah dan likuiditas yang sangat longgar, mendorong suku bunga kredit perbankan terus dalam tren menurun.

"BI terus mendorong perbankan untuk melanjutkan penurunan suku bunga kredit sebagai bagian dari upaya bersama untuk meningkatkan kredit kepada dunia usaha untuk pemulihan ekonomi nasional," kata Perry dalam konferensi pers virtual Rapat Dewan Gubernur (RDG), Kamis (18/11/2021).

Perry menyampaikan, di pasar uang dan pasar dana, suku bunga Pasar Uang Antar-Bank (PUAB) overnight terus menurun sebesar 52 basis poin (bps) sejak Oktober 2020 menjadi 2,80 persen pada Oktober 2021.

Begitu pun dengan suku bunga deposito satu bulan di perbankan yang juga terus menurun sebesar 151 bps sejak Oktober 2020 menjadi 3,17 persen pada Oktober 2021.

Di pasar kredit, misalnya, Perry menuturkan bahwa penurunan suku bunga dasar kredit perbankan terus berlanjut dan diikuti dengan penurunan suku bunga kredit baru.

“Aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat yang meningkat, mendorong perbaikan persepsi risiko perbankan, sehingga berdampak positif bagi penurunan suku bunga kredit baru,” ujarnya.

Sementara itu, Perry mengungkapkan bahwa ketahanan sistem keuangan tetap terjaga dan fungsi intermediasi perbankan terus menunjukkan perbaikan secara bertahap.

Adapun, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) di perbankan pada September 2021 tetap tinggi, yaitu sebesar 25,18 persen. Sedangkan, rasio kredit bermasalah (non-performing loan /NPL) etap terjaga, yaitu 3,22 persen secara bruto dan 1,04 persen secara netto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

bank indonesia bunga kredit
Editor : Azizah Nur Alfi

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top