Bisnis.com, JAKARTA – Bos BCA, Jahja Setiaatmadja kembali angkat bicara mengenai eksistensi bank digital, yang diikuti pernyataan Wakil Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mirza Adityaswara. Akankah jadi ramalan selanjutnya?
Sebagai pengingat, Jahja yang menjabat Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) pada akhir Mei lalu sempat melontarkan pernyataan mengejutkan tentang bank digital. Dia memperkirakan dalam satu dekade mendatang, hanya akan ada satu atau tiga bank digital yang tetap eksis di tengah persaingan sengit.
Dengan pengalaman dan kepakarannya di industri perbankan, pernyataan itu tentu bukan tanpa dasar, dan bisa jadi bukan isapan jempol belaka. Jahja sendiri telah duduk di kursi Bos BCA selama lebih dari satu dekade, tepatnya mulai 2011.
Baru-baru ini, dia kembali melontarkan curahan hatinya terkait digitalisasi layanan perbankan. Tren bank digital tidak bisa ditampik juga membawa gelombang transformasi layanan pada perbankan konvensional existing.
Perbankan seolah terjangkit fear of missing out (FOMO) dan berlomba menelurkan produk berbasis layanan digital. Menurut Jahja, hal itu seharusnya tidak serta merta membuat layanan yang sudah usang kemudian dicoret.
Layanan produk perbankan, katanya, selayaknya menawarkan pendekatan yang berbeda terhadap seluruh kebutuhan nasabahnya. Menurutnya, tidak semua nasabah dapat menerima produk perbankan berbasis digital, terkecuali bank yang memang memiliki basis nasabah milenial.