Bisnis.com, JAKARTA – Kepercayaan pasar yang menyebut bank digital memiliki potensi pertumbuhan luar biasa tampaknya harus segera dikubur. Berbagai faktor memperlihatkan bahwa bank digital diramal tak memiliki cukup ruang untuk menggeser dominasi bank konvensional.
Salah satu faktor kunci yang menjadi dasar kepercayaan pada potensi bank digital adalah ekosistem. Sejumlah analis ataupun praktisi meyakini bahwa bank digital dengan ekosistem terkuatlah yang akan memenangkan persaingan di era saat ini.
James F. Moore dalam artikel berjudul ‘Predator and Prey: A New Ecology of Competition’ mendefinisikan ekosistem bisnis adalah komunitas ekonomi yang didukung oleh fondasi interaksi organisasi dan individu, seperti mencakup pemasok, produsen, hingga pesaing.
Berlandaskan hal itu, kini bank-bank digital Tanah Air mulai membentuk ekosistem bisnisnya masing-masing. Mulai dari masuk ke bisnis lokapasar atau marketplace hingga ke segmen transportasi daring. Semuanya berlomba memperkuat ekosistem guna memenangkan persaingan.
Di tengah geliat itu, Analis Mirae Asset Sekuritas Handiman Soetoyo dalam risetnya menyebutkan ekosistem bukan hanya milik bank digital. Bank konvensional juga memiliki apa yang disebut ekosistem sejak awal bisnisnya, beberapa di antaranya berusia 50–100 tahun.
Dia menyebutkan bank konvensional, seperti PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) memiliki ekosistem usaha kecil hingga besar di berbagai sektor bisnis.