Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mengumumkan meraih laba konsolidasi senilai Rp29,56 triliun pada paruh pertama 2023 naik 18,83 persen dibanding semester I/2022 Rp24,88 triliun secara tahunan (year-on-year/yoy).
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Sunarso mengungkapkan ada sejumlah faktor utama yang menjadi penopang kinerja BRI, mulai dari kredit mikro dan dana murah yang mencapai dobel digit.
“Tak hanya itu, kualitas aset yang terjaga, rasio efisiensi yang membaik, serta proporsi fee based income yang tumbuh konsisten dan semakin solidnya kinerja perusahaan anak yang tergabung dalam dan berupaya terus meningkatkan kontribusi ke BBRI,” ujar Sunarso, dalam paparan kinerja, Selasa (30/8/2023).
Tercatat, pendapatan berbasis komisi atau fee based income BRI naik menjadi Rp10,22 triliun pada semester I/2023 ini dibanding periode yang sama tahun lalu. Tak hanya itu, pendapatan lain secara konsolidasi pun naik 34,83 persen menjadi Rp12,84 triliun dari Rp9,52 triliun.
Sementara itu kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) BRI susut 19,87 persen yoy menjadi Rp14,02 triliun. Sejumlah beban pun mencatatkan penurunan. Misalnya, beban tenaga kerja yang turun tipis 0,86 persen menjadi Rp18,86 triliun. Disusul beban promosi yang ikut susut 6,36 persen menjadi Rp921,2 miliar.
Sementara itu, beban operasional lainnya turun 14,94 persen menjadi Rp29,19 triliun pada Juni 2023 dari yang sebelumnya Rp34,31 triliun pada Juni 2022.
Baca Juga
BRI pada semester I/2023 juga mencatatkan perbaikan rasio efisiensi. Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) misalnya turun 23 basis poin (bps) ke level 64,21 persen dari yang sebelumnya 63,98 persen.
Efisiensi bank juga terlihat dari strategi pengelolaan dana. Rasio biaya terhadap pendapatan (cost to income ratio/CIR) BRI susut 185 bps menjadi 38,96 persen dari level 37,11 persen.
Dengan demikian BRI mencatatkan penurunan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) turun 54 bps ke level 6,81 persen dari yang sebelumnya 7,35 persen, laba bank masih tumbuh kuat.
Dari sisi intermediasi, BRI telah menyalurkan kredit sebesar Rp1.137,53 triliun pada semester I/2023, naik 8,23 persen yoy dari yang sebelumnya Rp1.051,04 triliun. Seiring dengan pertumbuhan kredit, aset bank berplat merah ini pun pun terkerek naik 9,21 persen yoy menjadi Rp1.805.15 triliun dari yang sebelumnya Rp1.652,84 triliun.
Kemudian, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross BRI membaik dari 22 bps ke level 3,10 persen dari level 3,32 persen, penyusutan ini juga diikuti oleh NPL nett BRI ke level 0,76 persen dari 0,86 persen atau turun 10 bps.
Pada sisi pendanaan, sepanjang semester I/2023 BRI meraup dana pihak ketiga (DPK), naik 9,51 persen yoy menjadi Rp1.245,12 triliun pada Juni 2023 dari Rp1.136,99 triliun. Adapun, hasil DPK ditopang dari komposisi dana murah atau current account savings account (CASA) BRI yang menyentuh 65,49 persen. Di mana, jika dirinci CASA naik 10,13 persen yoy menjadi Rp815,42 triliun per semester I/2023 dari yang sebelumnya Rp740,42 triliun.