Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menilik Prospek Saham Bank Kakap Mandiri Cs di Tengah Regulasi Ketat

Regulator telah menerbitkan sejumlah aturan baru di sektor perbankan dan masih ada rencana ke depannya. Bagaimana dampak ke saham bank-bank besar?
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun ini menerbitkan sejumlah regulasi bagi perbankan, di antaranya aturan dividen dan rencana penerbitan aturan transparansi suku bunga. 

Pada bulan lalu atau September 2023, OJK menerbitkan aturan terkait dividen yang tertuang dalam Peraturan OJK (POJK) Nomor 17 Tahun 2023 tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Umum. Dalam beleid itu, OJK mewajibkan bank memiliki kebijakan dividen dan mengomunikasikan kebijakan dividen kepada pemegang saham. 

Terdapat wewenang OJK untuk menginstruksikan dan/atau memerintahkan bank untuk menunda, membatasi, dan/atau melarang pembagian dividen bank; dan/atau menyelenggarakan rapat umum pemegang saham (RUPS) pembatalan terkait pembagian dividen bank.

Kewenangan OJK dilakukan dengan mempertimbangkan aspek eksternal dan internal, kondisi bank dalam upaya penguatan permodalan bank, dan/atau penanganan permasalahan bank.

Kini, OJK pun sedang menyusun Rancangan Peraturan OJK (RPOJK) terkait transparansi suku bunga kredit perbankan. Aturan itu ditargetkan rampung dalam waktu dekat.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan saat ini aturan transparasi suku bunga kredit bank sedang dalam proses penyempurnaan.

"Sekarang dalam masa rule making rule. Nanti kita juga minta pendapat, ada public hearing dari pihak terkait. Ada juga konsultasi dengan DPR," ujar Dian dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK pada beberapa waktu lalu.

Dian menuturkan aturan terkait transparansi suku bunga kredit perbankan ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 4 tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan atau UU PPSK. 

Di samping itu, aturan ini dirancang OJK di tengah upaya pengendalian margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) perbankan yang dinilai masih tinggi dan terus naik. 

“Kebijakan ini [transparansi suku bunga kredit] diharapkan dapat berkontribusi dalam mengendalikan NIM perbankan saat ini,” kata Dian dalam jawaban tertulis terpisah pada Agustus lalu (5/8/2023).

Sebelumnya, riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia menyebutkan regulasi yang ketat bagi perbankan bisa menjadi katalis negatif bagi kinerja sahamnya. Khusus untuk aturan dividen, sentimen negatif mengarah pada bank-bank jumbo yang membagikan dividen dengan rasio tinggi.

Namun, setidaknya dalam sepekan ini kinerja saham bank jumbo masih moncer. Berdasarkan RTI Business, harga saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) misalnya naik 0,41 persen pada penutupan perdagangan Kamis (12/10/2023) dan terparkir di level Rp6.075. Sepanjang tahun ini atau secara year to date (ytd), harga saham BMRI naik 22,42 persen.

Kemudian, harga saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) naik 2,9 persen pada penutupan perdagangan hari ini dan terparkir di level Rp5.325. Dalam sepekan harga saham BBNI naik 2,4 persen. Lalu, harga saham BBNI naik 15,45 persen ytd.

Harga saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) terparkir di level Rp9.075 pada penutupan perdagangan hari ini, naik 1,4 persen dalam 24 jam terakhir. Lalu, harga saham BBCA naik 5,85 persen ytd.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) pun mencatatkan peningkatan harga saham 0,95 persen dalam 24 jam terakhir dan ditutup di harga Rp5.300. Dalam sepekan, harga saham BBRI naik 2,42 persen. Selain itu, harga saham BBRI naik 7,29 persen ytd.

Dalam risetnya, Mirae Asset Sekuritas Indonesia juga masih mempertahankan sikap overweight di sektor perbankan dengan emiten bank jumbo yakni BBCA dan BMRI terus menjadi pilihan utama. 

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan harga saham bank jumbo tetap kuat meskipun diterpa sejumlah regulasi karena memiliki fundamental yang kuat.

"Aturan-aturan ini tidak akan berpengaruh karena fundamental dan outlook bank, terutama bank besar sangat solid," ujarnya kepada Bisnis pada Kamis (12/10/2023).

Outlook untuk perbankan pun menurutnya masih cukup prospektif. Dalam riset Samuel Sekuritas terbaru, sektor perbankan mendapatkan peringkat overweight dengan bank jumbo BMRI dan BBNI sebagai top pick.

"Kami mempertahankan rating overweight untuk sektor perbankan karena kinerjanya yang kuat, terutama jika dibandingkan dengan sektor lain," tulis Analis Samuel Sekuritas Prasetya Gunadi dan Brandon Boedhiman dalam risetnya.

Samuel Sekuritas sendiri mencantumkan target harga untuk BMRI di level Rp7.000. Lalu, target harga BBCA di level Rp10.500. Target harga BBRI di level Rp6.400 dan target harga BBNI di level Rp11.500.

Selain itu, BRI Danareksa Sekuritas mencatat peringkat sektor perbankan yang sedang dalam peninjauan (under review). Namun, mengacu peninjauan terakhir, BRI Danareksa Sekuritas merekomendasikan beli untuk saham bank jumbo, yakni BMRI dengan target harga Rp7.500.

"BMRI sebagai top pick karena memiliki prospek ROAE [return on average equity] yang menarik dan manajemen risiko yang baik," tulis Analis BRI Danareksa Sekuritas Victor Stefano dalam risetnya itu.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper