Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (BNII) mencatatkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp558,14 miliar per September 2024. Turun -55,22% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,24 triliun.
Sementara itu dikutip dari laporan keuangan untuk laba sebelum pajak, perusahaan membukukan Rp845 miliar pada periode sembilan bulan tahun 2024 berbanding Rp1,65 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Dalam periode laporan keuangan ini, BNII melaporkan pendapatan bunga (interest income) meningkat sebesar 10,2% yoy sejalan dengan penyaluran kredit dan komposisi aset produktif yang lebih baik.
Beban bunga tetap tinggi, sehingga pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) turun sebesar 1,5%. Margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) perseroan juga tertekan sebesar 55 basis poin (bps) menjadi 4,5%.
Namun demikian, pendapatan bunga bersih pada kuartal III/2024 naik 3,1% dibandingkan kuartal II/2024 sehubungan dengan optimalisasi dana murah. Adapun, pendapatan fee-based relatif stabil sebesar Rp1,43 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga
Pendapatan fee-based pada kuartal III/2024 naik sebesar 35,0% dibandingkan kuartal II/2024 yang didukung pertumbuhan fee dari bisnis Premier Wealth, pembiayaan otomotif roda dua Anak Perusahaan dan pendapatan dari asset recovery.
Presiden Direktur Maybank Indonesia Steffano Ridwan mengatakan bahwa pihaknya terus meningkatkan pencapaian bisnis dan profitabilitasnya, didukung pertumbuhan portofolio pembiayaan yang sehat di seluruh segmen, serta pendapatan non-bunga yang sejalan dengan rencana bisnis yang telah ditetapkan.
“Kami akan terus menjaga kualitas aset dan fundamental bank untuk menghadapi peluang serta tantangan di masa depan, dan di saat yang sama, memperkuat solusi dan layanan bank agar tetap relevan dengan kebutuhan nasabah sejalan dengan strategi M25+ Maybank Group,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (30/10/2024).
Total kredit yang disalurkan hingga September 2024 sebesar Rp122,37 triliun, naik 8,8% dari Rp112,42 triliun. Kredit non-ritel dan ritel unit bisnis Community Financial Services (CFS) tumbuh signifikan sebesar 11,3% menjadi Rp79,80 triliun dari Rp71,70 triliun.
Sejalan dengan upaya untuk meningkatkan produktivitas Bank, kredit komersial CFS non-ritel yaitu, Business Banking, mencatat pertumbuhan yang sighifikan sebesar 26,2% diikuti dengan kredit segmen UKM (diklasifikasikan sebagai SME+) yang juga tumbuh 21,6%, dan kredit UKM Ritel (diklasifikasikan sebagai RSME) yang tumbuh 15,8%.
Sementara, kredit CFS ritel juga mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,0% didukung oleh bisnis Kartu Kredit & KTA yang tumbuh 15,9%, dan kredit otomotif Anak Perusahaan yang tumbuh 4,3% di tengah penjualan otomotif roda empat ritel nasional yang turun 11,9%.
Pembiayaan KPR melanjutkan momentum pertumbuhannya sebesar 3,8% didukung langkah Pemerintah dengan memperpanjang insentif PPN bersubsidi sampai dengan akhir Desember 2024.
Bank terus menjalankan cross-selling antar konglomerasi Maybank sejalan dengan pendekatan 'One Maybank go-to-market'. Pembiayaan korporasi Global Banking tumbuh 4,5% menjadi Rp42,57 triliun dari Rp40,72 triliun. Kredit segmen Large Local Corporate (LLC) tumbuh 25,5% selaras dengan strategi Bank pada segmen tersebut. Selain itu, kredit segmen Financial Institutions Group (FIG) juga meningkat sebesar 18,3%.
Bank membukukan pembiayaan berkelanjutan sebesar Rp22,56 triliun, didukung pertumbuhan sebesar 44,1% untuk pembiayaan yang difokuskan pada pemanfaatan lahan secara berkelanjutan dan pembiayaan sektor UKM yang tumbuh 1,4% YoY.
Simpanan nasabah naik 1,2% menjadi Rp115,88 triliun dari Rp114,50 triliun. Dana murah alias CASA tumbuh 8,8% sedangkan Deposito Berjangka turun 6,1% YoY dan terus menurun sebesar 2,7% pada kuartal III/2024 dibandingkan kuartal II/2024.
Perusahaan juga berupaya menurunkan porsi dana mahal dan mengoptimalkan dana murah melalui pemanfaatan platform digital yang dioperasikan oleh Bank. Tercatat, rasio CASA meningkat menjadi 52,7% pada September 2024 dari 49,1% pada September 2023.
Perseroan juga membukukan biaya overhead pada sembilan bulan pertama 2024 sebesar Rp4,76 triliun, lebih tinggi sebesar 7.6% dibandingkan Rp4,42 triliun di periode yang sama tahun lalu. Hal ini didorong investasi berkelanjutan untuk meningkatkan kapabilitas Teknologi Informasi, serta pelaksanaan beberapa inisiatif kunci sejalan dengan strategi M25+ Maybank Group.
Loan to Deposit Ratio (LDR) bank only berada pada level 89,5% dan Liquidity Coverage Ratio (LCR) Bank saja berada pada level sehat sebesar 181,3% jauh di atas ketentuan regulator.
Posisi permodalan menguat dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 24,8% dan Common Equity Tier 1 (CET 1) sebesar 23,6% pada akhir September 2024.
Presiden Komisaris Maybank Indonesia Dato' Khairussaleh Ramli mengatakan bahwa Maybank Indonesia terus mengupayakan peningkatan di seluruh lini bisnis utamanya, serta akan fokus dalam menerapkan berbagai strategi untuk meningkatkan kinerja yang berkelanjutan.
“Didukung dengan strategi M25+, Maybank Indonesia akan terus memperkuat kinerja lini-lini bisnisnya, serta mewujudkan nilai bagi seluruh nasabah maupun pemangku kepentingannya ke depannya," ujarnya.