Bisnis.com, JAKARTA - PT Nusa Satu Inti Artha (DOKU) membidik adanya peningkatan komposisi transaksi pembayaran menggunakan quick response code Indonesia Standard (QRIS) hingga empat kali lipat pada tahun ini menyusul adanya kerja sama perseroan dengan Google Asia Tenggara terkait perluasan opsi pembayaran aplikasi di Play Store.
Head of Sales and Growth DOKU Victor Ramli Kwan mengatakan bahwa adopsi pembayaran QRIS di Indonesia sangat baik. Sejak awal peluncurannya hingga saat ini, transaksi lewat QRIS menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan.
Dia menjelaskan bahwa pemanfaatan e-Wallet sejak peluncurannya di 2014 tumbuh 5 kali lipat selama empat tahun awal implementasinya. Pada 2018, imbuhnya, berbagai vendor menawarkan berbagai macam promosi sehingga transaksi menggunakan e-Wallet terus bertumbuh secara konsisten.
Namun, dia mengungkapkan bahwa pemanfaatan QRIS justru memeroleh antusiasme yang baik di kalangan masyarakat. Hal ini lantaran sejak diluncurkan saat pandemi Covid-19, transaksi QRIS justru mampu bertumbuh 21 kali, atau sekitar 2.100% sepanjang 4 tahun implementasi awalnya.
“Hal ini yang mendasari kami bahwa kami melihat peluang ini dan menawarkannya kepada Google, kepada seluruh pengguna Google Play,” katanya saat peluncuran QRIS sebagai opsi pembayaran di Google Play di Jakarta, Jumat (7/3/2025).
Victor mengungkapkan bahwa transaksi QRIS –merujuk data dari Bank Indonesia-- pada per Januari 2021 hanya 14 juta transaksi. Angka ini terus bertumbuh dan mencapai 293 juta transaksi pada posisi Januari 2024. Dalam periode itu, imbuhnya transaksi e-Wallet mencapai 566 juta transaksi per Januari 2021, terus bertumbuh hingga 1,57 miliar transaksi per Januari 2024.
Namun demikian, dia mengatakan bahwa untuk komposisi metode pembayaran di DOKU sendiri, QRIS baru mencapai 4,3% sepanjang 2024. Angka ini berada di bawah e-Wallet yang mampu mencatatkan porsi hingga 14,1% di tahun yang sama. Metode pembayaran lewat virtual account masih mendominasi transaksi di DOKU pada 2024 dengan porsi mencapai 56%.
“Meski komposisi QRIS masih kecil, kami memperkirakan pada tahun ini akan bertumbuh 4 kali lipat,” ujarnya.
Oleh sebab itu, dia berharap kolaborasi antara DOKU dan Google Play dapat mengakselerasi adopsi QRIS bagi pengguna Google Play lantaran dari data 2024, gaming menjadi salah satu kategori bisnis yang mampu memberikan porsi hingga 35,4% pada jumlah transaksi di DOKU.
Sementara itu, Head Retail & Payments Google Play Southeast Asia Zulfi Rahardian mengungkapkan bahwa adopsi sistem pembayaran berbasis QR telah tumbuh secara apik di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Untuk itu, pihaknya menjalin kerja sama dengan DOKU untuk menghadirkan sistem pembayaran ini di pasar Indonesia.
“Di Asia Tenggara, [pembayaran berbasis QR] ini kedua kalinya. Pertama, kami lakukan di Thailand sejak dua tahun lalu. Untuk pasar Indonesia, mulai Maret 2025, sebagai salah satu opsi pembayaran di Google Play,” katanya saat ditemui Bisnis.com setelah acara peluncuran QRIS sebagai opsi pembayaran di Google Play di Jakarta, Jumat (7/3/2025).
Zulfi yang berbasis di Google Japan G.K di Shibuya, Tokyo, Jepang, mengungkapkan bahwa pengembangan opsi pembayaran QR di Indonesia memang telah dilakukan secara bertahap. Namun, pihaknya memang menargetkan agar implementasi secara penuh dapat dilakukan saat Ramadan 2025.
Hal ini bertujuan agar penggunaan aplikasi online media yang mencakup gaming, video on demand, dan music on demand dapat terus bertumbuh. Data e-Conomy SEA 2024, imbuhnya, menunjukkan bahwa ekonomi digital pada segmen online media di Indonesia tumbuh 12% secara tahunan (year-on-year/YoY) sepanjang tahun lalu. Angka ini jauh lebih tinggi ketimbang 2023 yang hanya meningkat 5% YoY.
Menurutnya, peningkatan tersebut menunjukkan bahwa penggunaan online media memang terus bertumbuh secara konsisten untuk pasar Indonesia. Oleh sebab itu, pihaknya menghadirkan berbagai macam opsi pembayaran di Google Play untuk pasar Indonesia.
“Pembayaran digital di Indonesia berpotensi untuk menjadi yang terbesar di Asia Tenggara,” ujarnya.
Dia menjelaskan bahwa pembayaran digital di Indonesia juga tumbuh secara konsisten dalam dua tahun terakhir. Hal ini, imbuhnya, tak terlepas dari adopsi pemanfaatan QRIS di Indonesia. Data e-Conomy SEA 2024, imbuhnya, menunjukkan bahwa total nilai transaksi bruto (gross to value/GTV) pembayaran online di Indonesia mencapai US$404 miliar atau naik 19% YoY pada 2024.
Angka ini cukup moderat apabila merujuk tahun sebelumnya yang juga bertumbuh 19% menjadi US$340 miliar. Akan tetapi, pembayaran online di Indonesia diproyeksi dapat menembus US$900 miliar pada 2030.
“Dari Google Play kami berkomitmen untuk bisa memberikan pengalaman terbaik, baik itu dari konsumsi maupun pembayaran konten. Kehadiran opsi pembayaran QRIS diharapkan dapat makin inklusif dalam memberikan opsi ke konsumen maupun partner mitra pembayaran kami,” katanya.