Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BBRI Siap Tebar Dividen Jumbo, Segini Historis Besaran yang Diterima Negara

BRI (BBRI) merupakan salah satu di antara empat BUMN dengan setoran dividen paling besar ke kas negara.
Gedung Bank BRI Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha
Gedung Bank BRI Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) akan memutuskan besaran dividen pada RUPST hari ini, Senin (24/3/2025). Berikut historis sumbangan dividen bank spesialis kredit wong cilik tersebut kepada pemerintah dalam 10 tahun terakhir.

Dalam Bahan Mata Acara RUPST BRI disebutkan perseroan bakal membagikan dividen dengan besaran minimal 85% dari laba bersih yang diperoleh sepanjang 2024, yaitu senilai Rp60,64 triliun. Jika terealisasi 85% dari laba 2024, maka BRI siap menebar dividen setara Rp51,54 triliun.

Rasio tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan dividend payout ratio untuk tahun buku 2023 sebesar 80% dari laba bersih. Dari aspek nominal, apabila bank pelat merah tersebut merealisasikan Rp51,54 triliun, maka nilai itu naik 7,15% dari dividen 2023 sebesar Rp48,1 triliun.

Saat ini, Pemerintah Republik Indonesia memiliki 53,19% saham BBRI. Dengan demikian, diperkirakan dividen yang diterima oleh negara mencapai sekitar Rp27,41 triliun.

Berdasarkan laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang diolah selama periode 2014-2023, BRI merupakan salah satu di antara empat BUMN dengan setoran dividen paling besar ke kas negara.

Terkait dengan pembagian dividen tersebut, Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan hal ini merupakan bentuk komitmen BRI dalam meng-create economic value utamanya bagi para shareholders.

Melalui strategi dan inisiatif yang didukung pengelolaan modal yang baik, pihaknya optimistis akan terus meng-create value dan memberikan return yang optimal kepada pemegang saham.

“Ini adalah bukti nyata bahwa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki fungsi agent of development dan value creator dapat menjalankan peran economic dan social value secara simultan. Melalui pembayaran pajak dan dividen, laba tersebut akan kembali ke negara sebagai pemegang saham mayoritas. Selanjutnya, laba ini digunakan untuk kepentingan rakyat Indonesia melalui berbagai program pemerintah,” ujar Sunarso.

Sunarso menegaskan BRI akan tetap membagikan dividen dengan menjaga dividend payout ratio yang optimal karena permodalan perseroan masih kuat.

Dia menjelaskan, saat ini rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perseroan masih sangat mencukupi pada level 26%. Angka ini di atas level prudent yang menurut Sunarso sebesar 17,5%.

Selain itu, jika setiap tahun membutuhkan 2% dari CAR untuk ekspansi, maka hingga 5 tahun ke depan BRI tidak perlu tambah modal. "Sehingga berapa pun labanya layak dibagi," katanya.

Adapun, berikut setoran dividen BRI ke kas negara dalam 10 tahun terakhir:

  • 2014: Rp3,60 triliun

  • 2015: Rp4,13 triliun

  • 2016: Rp4,36 triliun

  • 2017: Rp6,00 triliun

  • 2018: Rp7,47 triliun

  • 2019: Rp9,52 triliun

  • 2020: Rp11,77 triliun

  • 2021: Rp6,92 triliun

  • 2022: Rp14,04 triliun

  • 2023: Rp23,23 triliun
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper