Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Co-Sharing Asuransi Kredit Bikin Bank Ikut Tanggung 25% Risiko, Ini Kata BCA

Melalui sistem co-sharing asuransi kredit, bank menanggung 25% risiko dan 75% lainnya ditanggung asuransi.
Pekerja beraktivitas di dekat logo milik PT Bank Central Asia Tbk di Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha
Pekerja beraktivitas di dekat logo milik PT Bank Central Asia Tbk di Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Mulai akhir 2024 perbankan yang mengasuransikan kreditnya wajib menanggung 25% dari total risiko. Ketentuan ini diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 20/2023.

Menanggapi ketentuan ini, EVP Corporate Communication & Social Responsibility PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) atau BCA Hera F. Haryn menegaskan bahwa pihaknya selalu mematuhi regulasi yang dikeluarkan oleh otoritas.

"Sebagai perbankan nasional, BCA senantiasa mencermati dan selaras dengan kebijakan pemerintah, regulator dan otoritas perbankan termasuk POJK 20/2023 tentang Produk Asuransi yang Dikaitkan dengan Kredit atau Pembiayaan Syariah, dan Produk Suretyship atau Suretyship Syariah," kata Hera kepada Bisnis, Kamis (3/7/2025).

POJK 20/2023 mengatur sistem co-sharing, yakni penyaluran kredit yang diasuransikan oleh kreditur risikonya ditanggung bersama antara pihak bank dan perusahaan asuransi dengan besaran masing-masing adalah 25% ditanggung kreditur dan 75% ditanggung asuransi. 

Selain itu, beleid ini juga mengatur jangka waktu penutupan asuransi kredit paling lama 5 tahun dan dapat diperpanjang sampai dengan jangka waktu kredit berdasarkan hasil evaluasi berkala yang dilakukan oleh perusahaan asuransi atas profil risiko objek asuransi.

"Kami akan berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan dalam rangka menyediakan pelayanan terbaik bagi segenap nasabah," tegasnya.

Sebagai informasi, pada 2024 lalu BCA membukukan penyaluran kredit senilai Rp922 triliun. Realisasi ini tumbuh 13,8% dibandingkan dengan tahun sebelumnya (year on year/YoY). Penyaluran kredit itu turut menjadi penopang laba bersih BCA yang sebesar Rp54,8 triliun sepanjang 2024, tumbuh 12,7% (YoY) dari Rp48,6 triliun.

Sedangkan, di tahun ini BCA menargetkan penyaluran kredit dapat tumbuh berkisar antara 6% sampai 8% dari realisasi 2024.

"BCA juga berkomitmen menyalurkan kredit secara pruden, sekaligus mempertimbangkan prinsip kehati-hatian dengan penerapan manajemen risiko yang disiplin," pungkasnya.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Asuransi Asei Indonesia (Asuransi Asei) Dody Achmad Sudiyar Dalimunthe mengatakan penyesuaian co-sharing menyebabkan masa transisi di mana perbankan beradaptasi dengan ketentuan pembagian risiko tersebut.

Kondisi tersebut membuat premi asuransi kredit tersendat, sedangkan di sisi lain klaim asuansi kredit atas penutupan kredit yang terbukukan sebelum adanya co-sharing terus dibayarkan perusahaan asuransi.

Hasilnya, rasio klaim asuransi kredit melesat. Dalam kuartal I/2025, rasio klaim asuransi kredit membesar menjadi 90,3%. Dalam periode ini, premi asuransi kredit hanya tumbuh 0,3% (YoY) menjadi Rp3,98 triliun, sedangkan klaimnya melejit 8,3% (YoY) menjadi Rp3,59 triliun.

"Makannya kalau dilihat perbandingannya, preminya ya tidak tumbuh tapi klaim masih tetap menyesuaikan yang lama. Klaim naik [rasionya] ya karena preminya tidak tumbuh," tegas Dody.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper