Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KINERJA BUMN: Laba Merosot, Dahlan Optimistis Target Setoran Tercapai

Kendati laba bersih 20 emiten badan usaha milik negara (BUMN) turun pada paruh pertama tahun ini, Menteri BUMN Dahlan Iskan optimistis target setoran seluruh perusahaan pelat merah dapat tercapai.
Menteri BUMN Dahlan Iskan /Bisnis.com
Menteri BUMN Dahlan Iskan /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Kendati laba bersih 20 emiten badan usaha milik negara (BUMN) turun pada paruh pertama tahun ini, Menteri BUMN Dahlan Iskan optimistis target setoran seluruh perusahaan pelat merah dapat tercapai.

Dahlan ingin menggenjot pendapatan BUMN dari perusahaan-perusahaan milik pemerintah yang meraup laba besar, termasuk akan menagih dividen dari PT Freeport Indonesia. "Tercapai lah total, saya optimis," ujarnya kepada Bisnis.com, Kamis (3/9/2014).

Pemerintah menargetkan pendapatan negara yang bersumber dari bagian laba BUMN mencapai Rp41 triliun pada rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2015. Jumlah tersebut tercatat naik 2,5% dibandingkan dengan APBN-Perubahan 2014 sebesar Rp40 triliun.

Target pendapatan bagian laba BUMN tahun 2015 tersebut berasal dari pendapatan laba BUMN perbankan sebesar Rp8,79 triliun dan pendapatan laba BUMN non-perbankan sebesar Rp32,2 triliun. Perolehan laba bersih tahun ini, akan dicatat sebagai pendapatan negara pada Tahun Anggaran 2015.

Padahal, khusus perusahaan BUMN yang tercatat di pasar modal saja, laba bersih 20 emiten BUMN turun 2,73% year on year (y-o-y) menjadi Rp40,08 triliun dari sebelumnya Rp41,2 triliun.

Sejak dipimpin oleh Dahlan Iskan, laba bersih 20 emiten BUMN tercatat tumbuh 8,9% pada semester I/2014 dibandingkan dengan periode yang sama pada 2012. Dahlan Iskan dilantik sebagai Menteri BUMN sejak 19 Oktober 2011 menggantikan Mustafa Abubakar.

Tercatat 4 BUMN mengalami rugi yang cukup besar mencapai Rp4,14 triliun pada paruh pertama tahun ini. Kinerja sejumlah emiten juga diprediksi terus tertekan karena perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional.

Maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan diri sebagai emiten BUMN dengan pertumbuhan kerugian terbesar hingga 1.838%. Pada semester I/2014, Garuda membukukan rugi bersih hingga US$211,7 juta dari sebelumnya rugi US$10,9 juta.

Disusul kemudian oleh PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. yang merugi hingga US$88,67 juta pada paruh pertama tahun ini dari sebelumnya laba US10,63 juta. Kinerja tersebut tercatat merosot tajam hingga 933% y-o-y.

Begitu juga dengan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. yang tercatat mengalami lonjakan kerugian hingga 270,94% menjadi Rp638,5 miliar dari sebelumnya laba Rp373,5 miliar.

Setali tiga uang, PT Indofarma (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan kerugian hingga 447,9% menjadi Rp50,9 miliar dari semester I/2013 yang membukukan rugi Rp9,29 miliar.

"Iya banyak yang rugi, tapi masih banyak yang untung. Garuda lagi cari jalan keluar, Indofarma karena kami memang ingin bersih-bersih," ungkapnya.

Sementara itu, laba BUMN pada semester I/2014 tercatat mencapai Rp30,21 triliun. Perolehan tersebut merupakan pencapaian 75,53% dari target laba BUMN 2014 sebesar Rp40 triliun.

Penerimaan pemerintah atas laba BUMN per 30 Juni 2014 itu terdiri dari laba BUMN perbankan sebesar Rp8,791 triliun dan laba BUMN non-perbankan sebesar RP21,419 triliun.

Pemerintah sempat mengusulkan penurunan target dividen BUMN menjadi Rp37,9 triliun. Tetapi, DPR tetap mematok target setoran dividen sebesar Rp40 triliun pada tahun ini.

"Tidak apa-apa, akan diusahakan. Karena BUMN milik negara ada pemerintah dan DPR, kalau pemiliknya menghendaki keuntungan diserahkan, harus ditepati," tuturnya.

Untuk menggenjot dividen, Dahlan akan meminta PT Freeport Indonesia yang ditargetkan dapat menyetor hingga Rp1,5 triliun. Dahlan menilai, Freeport telah diberikan fasilitas untuk kembali melakukan ekspor.

"Freeport kan sudah diberikan fasilitas, seharusnya bisa itu," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper