Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Animo Warga Batu Jadi Peserta BPJS Makin Tinggi

Jumlah peserta program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di Kota Batu, Jawa Timur, hingga menjelang tutup tahun sebanyak 10.018 orang dari jumlah penduduk yang mencapai lebih 200.000 jiwa.
 Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, BATU, Jawa Timur - Jumlah peserta program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di Kota Batu, Jawa Timur, hingga menjelang tutup tahun sebanyak 10.018 orang dari jumlah penduduk yang mencapai lebih 200.000 jiwa.

Frisca Prasetyo, Kepala Layanan Operasional BPJS Kota Batu, mengatakan jumlah tersebut tercatat mulai Januari hingga Desember 2014. Tingginya jumlah peserta tersebut tidak terlepas dari tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya mengikuti program BPJS.

“Tingginya animo masyarakat untuk menjadi peserta BPJS dilatar belakangi kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan serta tingkat pendidikan yang relatif bagus,” kata Frisca, Sabtu (20/12/2014).

Jumlah peserta berpotensi untuk meningkat karena saat ini di Batuterdapat sekitar 39.000 warga yang masuk program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas),  4.000 pegawai negeri sipil (PNS) Pemerintah Kota (Pemkot) Batu yang dicover Asuransi Kesehatan (Askes).

Jumlah tersebut belum termasuk anggota TNI/Polri. Karena itu pihaknya akan terus meningkatkan jumlah peserta BPJS dengan menggalakkan sosialisasi ke masyarakat.Tujuannya agar program BPJS semakin dikenal masyarakat. Dengan menjadi peserta BPJS maka masyarakat akan mendapatkan layanan kesehatan yang lebih baik.

Koordinator Good Governance Activator Aliance (GGAA) Kota Batu,Sudarno, mengatakan untuk memopulerkan program BPJS ke masyarakat dibutuhkan sosialisasi yang berkesinambungan.

Selama ini, masih muncul persepsi di masyarakat baru mengurus BPJS jika  sakit. Karena jika tidak sakit dan menjadi peserta BPJS maka mereka merasa dibebani kewajiban untuk membayar iuran sesuai dengan jenis (kelas) yang ditentukan.

“Jadi masih banyak masyarakat yang beranggapan buat apa menjadi peserta BPJS kalau tidak sakit,” jelas dia.

Selain itu, keengganan lainnya karena prosedur berobat yang dinilai cukup rumit diantaranya harus mendapat rujukan terlebih dahulu dari Puskesmas terdekat serta adanya kekuatiran jika BPJS tidak bisa meng-cover seluruh penyakit atau tindakan medis.

Salah satu tindakan medis yang tidak tercover itu adalah operasi syaraf. Sehingga jika ada masyarakat yang terpaksa harus menjalani operasi syaraf dengan melibatkan dokter ahli maka biayanya terpaksa harus ditanggung sendiri.

“Beragam spekulasi yang berkembang itulah yang menyebabkan masyarakat untuk enggan menjadi peserta BPJS sehingga dalam hal ini diperlukan sosialisasi,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Sofi’I
Editor : Nurbaiti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper