Bisnis.com, JAKARTA - Kredit Usaha Rakyat (KUR) dinilai dapat menjadi penggerak perekonomian di tengah tekanan ekonomi global.
Wakil Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan KUR dinilai menjadi sektor strategis yang jauh dari dampak perekonomian global tersebut.
“Itu harus dimaknai sebagai semangat untuk mendorong pertumbuhan melalui jalan yang lain, karena mungkin di segmen lain, seperti korporasi sudah terekspos risiko internasional,” katanya saat ditemui Bisnis.com.
Sunarso juga mengatakan program pemerintah yang fokus pada segmen mikro ini bisa terdorong karena faktor anjloknya harga komoditas. Menurutnya, debitur kredit di sektor komoditas bisa beralih ke segmen mikro karena harga komoditas yang jatuh menyebabkan bisnisnya tidak bergairah.
“Dengan anjloknya komoditas, batu bara, tambang, atau mungkin juga CPO, barang kali mungkin ini yang harus disubtitusi, engine of growth-nya itu dari komoditas ke lokal melalui mikro,” ujarnya.
Pemerintah menetapkan KUR bisa diakses masyarakat dengan bunga 12%. Ada tiga jenis pinjaman KUR, yakni kredit ritel senilai Rp20 triliun, kredit mikro Rp9 triliun, dan kredit bagi para tenaga kerja Indonesia (TKI) senilai Rp1 triliun.
Adapun, pemerintah menetapkan agen penyalur KUR pada tahun ini, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., PT Mandiri (Persero) Tbk., dan 6 bank pembangunan daerah (BPD). Penyaluran KUR tersebut akan mengutamakan sektor di luar jasa dan perdagangan, yakni pertanian, perikanan, dan perkebunan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
