Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemasaran Produk Asuransi Berbasis Investasi Diyakini Semakin Menjanjikan

Pemasaran produk asuransi berbasis investasi atau unit-linked diyakini semakin menjanjikan pada paruh kedua 2016.
Ilustrasi kegiatan agen asuransi/Antara-Andika Wahyu
Ilustrasi kegiatan agen asuransi/Antara-Andika Wahyu

Bisnis.com, JAKARTA — Pemasaran produk asuransi berbasis investasi atau unit-linked diyakini semakin menjanjikan pada paruh kedua 2016.

Presiden Direktur & CEO PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (Manulife Indonesia) Indren S. Naidoo menjelaskan pihaknya bakal mendorong pemasaran produk asuransi berbasis investasi atau unit-linked untuk merealisasikan pertumbuhan premi yang lebih signifikan.

Langkah itu direalisasikan sebagai upaya perseroan memenuhi kebutuhan konsumen di Indonesia. Pasalnya, berdasarkan hasil riset internal Manulife Indonesia produk tersebut masih menjadi pilihan utama masyarakat di Indonesia.

“Menurut hasil riset Manulife Indonesia hingga saat ini, masyarakat masih mengharapkan produk berbasis investasi, meskipun tren suku bunga menurun,” ungkapnya, Rabu (31/8/2016).

Indren menilai kecenderungan masyarakat untuk memilih produk unit-linked juga sejalan dengan semakin kondusifnya iklim investasi di Indonesia. Pasar modal Indonesia, ujarnya, misalnya masih menjadi salah satu tujuan investor global.

Di samping itu, pihaknya pun bakal terus memperkuat lini bisnis partnership atau mengembangkan jalur pemasaran bancassurance. Potensi pendapatan premi pada lini usaha itu diyakini masih prospektif dengan potensi mencapai enam hingga tujuh juta nasabah baru.

Apalagi, jelasnya, Manulife Indonesia saat ini telah bekerja sama dengan sejumlah perbankan besar, antara lain PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN), PT Bank Muamalat Indonesia, dan PT Bank DBS Indonesia.

“Kami juga tengah berfokus dengan pengembangan lini agen. Kami yakin untuk tumbuh lebih baik lagi,” ujarnya.

Ikhtisar kinerja konsolidasi Manulife Indonesia Semester I/2016 menunjukkan total premi bisnis baru mencapai Rp1,8 triliun atau tumbuh sekitar 28,57% bila dibandingkan pendapatan pada periode yang sama pada tahun lalu yang tercatat sebesar Rp1,4 triliun.

Dari jumlah tersebut, sekitar Rp1 triliun bersumber dari penjualan produk berbasis investasi. Sedangkan, selebihnya bersumber dari produk asuransi tradisional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper