Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asuransi Binagriya Bidik Pertumbuhan Laba 14% Tahun Ini

PT Asuransi Binagriya Upakara menargetkan perolehan laba sepanjang tahun ini bisa tumbuh sebesar 14% jika dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya.
/asuransibinagriya.com
/asuransibinagriya.com

Bisnis.com, JAKARTA— PT Asuransi Binagriya Upakara menargetkan perolehan laba sepanjang tahun ini bisa tumbuh sebesar 14% jika dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya.

Direktur Utama PT Asuransi Binagriya Upakara (Binagriya) Dadang Sukresna mengatakan perolehan laba ditargetkan meningkat seiring dengan kenaikan target pendapatan premi yang diperkirakan tumbuh sekitar 20% secara year on year (yoy).

“Tahun lalu perolehan laba Binagriya mencapai Rp24,7 miliar atau hanya tumbuh sekitar 4%. Perolehan laba tahun lalu memang hanya naik tipis, karena produksinya juga hanya tumbuh 4%,” ujar Dadang, Rabu (1/3/2017).

Dia mengungkapkan, sepanjang 2016 perseroan membukukan pendapatan premi Rp135,7 miliar atau tumbuh 4% jika dibandingkan capaian tahun 2015. Menurutnya, merosotnya kontribusi bisnis dari bank yang disebabkan lesunya daya beli masyarakat menyebabkan pendapatan premi perseroan pada tahun lalu sulit untuk tumbuh lebih tinggi.

Para pelaku industri asuransi umum, ujarnya, lebih optimistis terhadap kinerja industri di tahun ini, lantaran pertumbuhan perekonomian nasional diprediksi bisa lebih baik jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Selain itu, proses konstruksi beberapa bangunan seperti perkantoran, hotel, dan pergudangan di beberapa daerah banyak yang memasuki tahap penyelesaian juga bisa menjadi peluang bagi industri untuk meningkatkan produksi.

Sementara itu, ikhtisar data keuangan industri asuransi umum yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan laba setelah pajak industri asuransi umum dan reasuransi per Desember 2016 menunjukkan penurunan sebesar 9% secara year on year (yoy).

Berdasarkan data tersebut, laba setelah pajak sektor asuransi umum tercatat senilai Rp4,83 triliun dan reasuransi senilai Rp932 miliar. Jika diakumulasikan, maka total laba setelah pajak kedua sektor tersebut tercatat senilai Rp5,76 triliun. Realisasi itu turun 9% jika dibandingkan realisasi sebelumnya yang mencapai Rp6,34 triliun.

Data OJK menunjukkan, penurunan laba disebabkan oleh kenaikan jumlah beban usaha yang mencapai 14% yaitu dari Rp9,51 triliun pada 2015 menjadi Rp10,86 triliun pada 2016. Padahal, pada periode yang sama premi bruto masih mencatatkan pertumbuhan sebesar 10% yaitu dari Rp57,61 triliun menjadi Rp63,4 triliun. Sementara, klaim bruto hanya tumbuh tipis yaitu 0,30% dari Rp32,51 triliun menjadi Rp32,61 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper