Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kredit BRI Kepada Wong Cilik Tumbuh 17%

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. hingga Mei 2017 mencatatkan pertumbuhan kredit usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM cukup positif seiring dengan perbaikan kondisi ekonomi nasional.
Nasabah melakukan transaksi perbankan melalui anjungan tunai manditi PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) di Jakarta./JIBI-Dedi Gunawan
Nasabah melakukan transaksi perbankan melalui anjungan tunai manditi PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) di Jakarta./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, MALANG—PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. hingga Mei 2017 mencatatkan pertumbuhan kredit usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM cukup positif seiring dengan perbaikan kondisi ekonomi nasional.

Executive Senior Vice President UMKM dan Konsumer Bank Rakyat Indonesia (BRI) Supari mengatakan pertumbuhan kredit UMKM perseroan mencapai 17% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu menjadi sekitar Rp270 triliun.

“Sekitar 72% kredit UMKM kami masih ditopang oleh sektor perdagangan. Bukan berarti tidak produktif karena sebenarnya ada keperluan produksi dari perdagangan itu,” ujarnya di sela-sela acara Parade UMKM di Malang, Jumat (19/5/2017).

Dia menyampaikan pertumbuhan kredit UMKM perseroan rata-rata tumbuh di atas dua digit meskipun kondisi perekonomian tengah menurun. Pasalnya, sambungnya, sektor ini cukup tahan terhadap guncangan ekonomi.

Menurutnya, apabila terjadi kenaikan kredit bermasalah (non performing loan/NPL) pada kredit yang identik dengan wong cilik itu, hanya bersifat sementara karena biasanya pelaku usaha terkait ada kebutuhan dengan ekonomi internal.

“Sampai saat ini NPL kami di segmen UMKM masih terjaga di level 2%. Segmen menengah memang ada kenaikan NPL, tapi masih dalam batas aman,” terangnya.

Hingga Maret 2017 kredit BRI tercatat tumbuh 16,39% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp561,1 triliun menjadi Rp653,1 triliun. Kenaikan kredit ditopang oleh segmen mikro yang naik dari Maret 2016 sebesar Rp189,7 triliun menjadi Rp216,1 triliun.

Kemudian, diikuti oleh segmen konsumer yang naik menjadi Rp130,1 triliun dari periode sebelumnya Rp106,9 triliun. Ketiga disumbang oleh segmen menengah yang naik dari Rp91 triliun menjadi Rp104,4 triliun. Sisanya segmen komersial dan korporasi.

Sementara itu, rasio kredit bermasalah bank pelat merah itu juga tercatat menurun menjadi 2,16% dari periode sebelumnya 2,22%. Begitu juga kredit yang masuk dalam kategori pengawasan khusus pun turun dari 6,43% menjadi 5,41%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper