Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyebut capaian pertumbuhan ekonomi tahun lalu menjadi realita yang harus dihadapi.
Dia mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi ke depan tetap memiliki potensi yang lebih besar. Faktor pendorong seperti, pertumbuhan kredit dan pasar modal punya pengaruh yang signifikan.
“Pertumbuhan kredit bisa 12%, mungkin [akan berpengaruh] PDB 5,4% sangat bisa tercapai,” tuturnya tuturnya seusai mengikuti Rapat Pleno Komite Nasional Keuangan Syariah di Istana Kepresidenan, Senin (5/2/2018).
Wimboh optimistis tahun ini pertumbuhan ekonomi lebih baik, jika proses restrukturisasi sudah selesai dan berpengaruh pada pertumbuhan lebih besar lagi. Hanya saja, terkait dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi dapat diskenariokan dengan melihat potensi yang ada.
“Itulah realita yang harus kita hadapi, ” tambahnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis kinerja pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun lalu. Tercatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2017 mencapai 5,07% atau meningkat tipis dari pertumbuhan pada 2016 sebesar 5,03%. Namun pertumbuhan itu masih di bawah target pemerintah 5,2%.
Sepanjang 2017, pertumbuhan konsumsi rumah tangga tercacat sebesar 4,95% terhadap PDB. Dengan pertumbuhan tersebut, konsumsi rumah tangga pada 2017 tercatat berkontribusi sebesar 56,13% terhadap PDB.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel