Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Danamon Semester I Turun Tipis

Bisnis.com, JAKARTA – Laba bersih PT Bank Danamon Indonesia Tbk pada semester I turun tipis akibat menurunnya volume kredit pada segmen otomotif setelah regulator memberlakukan peningkatan uang muka pada tahun lalu.

Bisnis.com, JAKARTA – Laba bersih PT Bank Danamon Indonesia Tbk pada semester I turun tipis akibat menurunnya volume kredit pada segmen otomotif setelah regulator memberlakukan peningkatan uang muka pada tahun lalu.

Anak usaha Temasek Holding asal Singapura ini membukukan laba bersih Rp1,98 triliun pada periode Januari—Juni , turun 1% dari periode yang sama tahun setahun lalu yang tercatat Rp2 triliun.

Penurunan laba bersih dipengaruhi oleh melambatnya ekspansi kredit yang hanya tumbuh 12%, menjadi Rp124 triliun. Ekspansi kredit tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan industri perbankan nasional yang mencatatkan pertumbuhan 20,4%.

Pelambatan kredit terasa pada segmen otomotif yang disalurkan perseroan melalui anak usaha PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. Segmen yang menguasai 37% porsi dari total kredit Danamon ini hanya tumbuh 3% sampai akhir Juni 2013.

Sementara itu, kredit non otomotif seperti umkm, komersial dan korporasi masih bisa tumbuh 18%. “Penurunan laba lebih dipengaruhi atas turun volum bisnis, selain peningkatan biaya dana,” ujar Chief Financial Officer Bank Danamon  Vera Eve Lim, Kamis (18/7/2013).

Lebih rinci kredit mikro melalui Danamon Simpan Pinajm membukukan pertumbuhan 10% menjadi 19,8 triliun. Sementara kredit UKM naik 25% menjadi Rp17,2 triliun. Adapun kredit untuk segmen komersial dan korporasi masih tumbuh masing-masing 25% dan 21%

Sementara itu, trade  finance Bank Danamon tumbuh 27% menjadi Rp8,4 triliun. “Pembiayaan Danamon Syariah juga tumbuh 48% menjadi Rp1,4 triliun,” ujarnya.

Selain turunnya laba bersih dan melambatnya kredit, kinerja penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mengalami pertumbuhan negatif dari Rp93,32 triliun menjadi Rp92,93 triliun. Hal tersebut menyebabkan rasio intermediasi (LDR) terlihat semakin ketat menjjadi 105,4%.

Meski demikian, Vera berkilah perseroan masih memiliki likuiditas yang cukup dari pendanaan pasar modal. “Rasio kredit terhadap total pendanaan Danamon yang memperhitungkan dana jangka panjang masih pada posisi 91,1%,” ujarnya.

Vera mengatakan perseroan merevisi turun target pertumbuhan kredit pada tahun ini menjadi 17% dari sebelumnya 18%. Dia menyakini kredit non otomotif masih tumbuh 18%, sementara kredit otomotif diprediksi hanya tumbuh 5%.

 Vera menambahkan anak usaha Bank Danamon yakni Adira Finance akan menerbitkan obligasi Rp2 triliun pada semester II mendatang. Selain itu, Danamon juga memiliki obligasi jatuh tempo pada akhir tahun ini yang nilainya di bawah Rp2 triliun.

“Namun emisi obligasi itu tergantung dari kondisi pasar modal. Apabila tidak jadi kami terbitkan maka likuiditas Danamon masih mencukupi  untuk mendukung ekspansi Adira Finance,” ujarnya.

Willy Suwandi Dharma, Direktur Utama Adira Finance, mengatakan kebutuhan pendanaan pada semester II mencapai Rp3 triliun. “Sebanyak Rp1,5 triliun akan dipenuhi dari obligasi sementara sisanya dari pinjaman bilateral bank,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper