Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPR BARU: OJK Terbitkan Dua Izin di Jateng

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 4 Jawa Tengah dan DIY tahun ini mengeluarkan dua izin usaha bank perkreditan rakyat di wilayah Semarang dan Purwokerto.
Pengoperasian BPR. OJK terbitkan dua izin baru di Jateng/Bisnis
Pengoperasian BPR. OJK terbitkan dua izin baru di Jateng/Bisnis

Bisnis.com,  SEMARANG--Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 4 Jawa Tengah dan DIY tahun ini mengeluarkan dua izin usaha bank perkreditan rakyat di wilayah Semarang dan Purwokerto.

Kepala OJK Regional 4 Jateng dan DIY Y. Santoso Wibowo mengatakan kepemilikan dua BPR tersebut berada di bawah tanggungjawab persatuan guru republik Indonesia atau PGRI di Semarang dan PT Taspen (Persero) di Purwokerto.

Menurutnya, perizinan usaha BPR Guru secara resmi dikeluarkan OJK bertepatan dengan Peringatan Hari Guru Nasional pada 25 November 2014.

“Namanya BPR Guru. Izin prinsip sudah lama. Sekarang tinggal menunggu pembukaan kantor, tapi semua sudah siap,” papar Santoso kepada Bisnis, Selasa (23/12/2014).

Menurutnya, adanya BPR baru di Jateng dinilai cukup menjanjikan untuk menarik nasabah baru yang didukung dengan perkembangan sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Santoso mengatakan selama ini para guru mengajukan kredit untuk kebutuhan permodalan dan pembelian rumah dengan memanfaatkan BPR umum.

“Sekarang ini, baik guru swasta atau negeri bisa meminjam melalui BPR-nya sendiri. Apalagi karakter di daerah, sektor UMKM pasti tumbuh setiap tahun,” paparnya.

Selain itu, ujarya, BPR yang dicanangkan PT Taspen Purwokerto hingga saat ini dalam proses awal perizinan. Adapun, rencana peresmian dan pembukaan BPR tersebut dilakukan pada 2015.

Kendati BPR diprediksi tumbuh, Santoso menegaskan investor harus memenuhi ketentuan syarat dan prosedur pendirian BPR dari OJK, yang diantaranya mencakup besaran modal awal dan integritas jajaran direksi.

Data OJK menyebutkan keberadaan BPR di wilayah regional 4 hingga saat ini tercatat sebanyak 305 kantor pusat yang tersebar di 529 unit kantor cabang.

“Dari 300-an BPR, sekitar 90% kami nyatakan kondisinya sehat. Kendala secara umum sama yakni BPR bangkrut karena kasus kecurangan perbankan atau fraud,” paparnya.

Santoso mengatakan kasus kecurangan perbankan tidak bisa dideteksi dari awal. Oleh karena itu, OJK saat ini berupaya membentengi adanya fraud dengan memberlakukan sertifikasi direksi. Artinya, setiap jajaran direksi harus memiliki integritas dan kapabilitas dibidang perbankan.

Ketua Umum Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia atau Perbarindo Joko Suyanto mengakui potensi pertumbuhan BPR di Jateng cukup bagus. Menurutnya, Jateng memiliki keunggulan dari sektor UMKM sehingga keberadaan BPR banyak diminati oleh masyarakat kalangan menengah ke bawah.

“Secara nasional, pertumbuhan BPR tahun ini 15%. Tahun depan kami targetkan 18%. Dan saya melihat perkembangan UMKM di Jateng cukup pesat. Artinya market sudah terbentuk,” ujarnya.

Dengan populasi penduduk Jawa-Bali mencapai 72%, Joko optimis kontribusi pertumbuhan BPR di dua pulau itu sangat signifikan. Namun secara rinci, pihaknya belum menyebut persentase.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khamdi
Editor : Ismail Fahmi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper