Bisnis.com, JAKARTA-- Penempatan dana kelompok bank umum di Bank Indonesia diprediksi bakal terus meningkat pada tahun ini mengingat kondisi likuiditas bank yang diproyeksikan membaik, sementara rasio kredit bermasalah juga turut naik.
Data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang dipublikasikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan penempatan dana bank umum pada Bank Indonesia (BI) naik 30% dari Rp462,29 triliun pada Oktober 2013 menjadi Rp600,92 triliun di bulan yang sama tahun berikutnya.
Padahal, pada kuartal II/2014, pertumbuhan dana yang ditempatkan di BI hanya naik 0,64% year on year (y-o-y). Bahkan, pada kuartal I/2014, SPI mencatat dana yang ditempatkan di BI turun 11,84% menjadi Rp441,53 triliun dari Rp500,88 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
Tren peningkatan tersebut terpantau berbanding terbalik dengan pertumbuhan penempatan dana di BI pada 2013. Pada 2013, penempatan dana di BI terpantau turun pada kuartal I, III, dan IV secara y-o-y sebesar 7,79%, 12,78%, dan 5,89%.
Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Ryan Kiryanto mengatakan kenaikan jumlah dana yang ditempatkan di BI pada 2014 tersebut karena bank terpikat bunga tinggi yang ditawarkan sejalan dengan kebijakan moneter ketat.
“Pada 2015, kalau BI Rate masih di level 7,75% atau lebih tinggi, maka penempatan dana di BI akan tetap tinggi,” jelas Ryan ketika dihubungi, pekan ini.
Namun, Ryan memprediksi masih ada peluang turunnya penempatan dana di BI tersebut, jika target inflasi pada tahun ini tercapai atau sebesar 4+1%. Sebab, lanjut dia, dengan turunnya inflasi, besar kemungkinan BI akan merespon dengan penurunan suku bunga acuan ke arah 7%-7,5%. “Apalagi kebutuhan dana untuk ekspansi kredit tahun ini meningkat,” kata dia.
Sementara itu, Ekonom Universitas Gadjah Mada Tony Prasetiantono mengatakan pada 2014, bank cenderung mengerem laju ekpansi kredit karena rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) mulai bergerak naik. “Akibatnya, mereka [bank] menambah penempatan dana di BI,” ujar Tony.