Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perombakan Direksi, Isu Merger Bank BUMN Pun Kembali Mencuat

Masih ingatkah dengan isu penolakan konsolidasi PT Bank Negara Indonesia Tbk dengan PT Bank Mandiri Tbk. Namun siapa sangka ternyata BNI semakin akrab dengan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk.

Bisnis.com, JAKARTA--Masih ingatkah dengan isu penolakan konsolidasi PT Bank Negara Indonesia Tbk dengan PT Bank Mandiri Tbk. Namun siapa sangka ternyata BNI semakin akrab dengan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk.

Kini rotasi yang dilakukan badan usaha milik negara (BUMN) ternyata kian memantik kekompakan manajemen BNI dan BRI. Adapun Direktur Utama BNI Gatot M. Suwondo kini terpilih menjadi komisaris di BRI.

Sedangkan posisi Gatot diisi oleh Direktur Keuangan BRI Achmad Baiquni. Nah, tak menutup kemungkinan juga peta konsolidasi bank-bank BUMN akan mengalami perubahan pada tahun berikutnya.

Sebelumnya, Gatot mengharapkan agar direksi terpilih memelihara sejarah Indonesia dengan menjaga kondisi BNI. Dengan kata lain, melanjutkan visi yang telah ada. Apalagi Gatot memiliki nama yang cukup membumi sebagai bankir senior di industri perbankan. Secara usia, ipar presiden ke-enam yang lahir pada 1954 pun memasuki masa pensiun.

Meski bankir-bankir junior mulai bermunculan, tetapi peran bankir-bankir senior yang mendekati usia pensiun tetap belum tergantikan. Adapun bankir senior yakni Asmawi Syam terpilih menggantikan untuk duduk di kursi Direktur Utama terpilih BRI.

Sambil bersuara lantang, Asmawi menyampaikan kepada pewarta, bahwa BRI telah menjadi bank terbesar dari sisi aset sembari meminta dukungan agar bisnis bank tempatnya berlabuh tumbuh semakin besar dan berkualitas.

Namun, kini perlahan, pemerintah meminta industri bank plat merah untuk melakukan konsolidasi secara operasional. Asmawi pun mengungkapkan kalau konsolidasi telah menjadi sinyal untuk efisiensi bank persero, dimulai dari anjungan tunai mandiri (ATM).

"[ATM] yang tadi pisah, kami satukan. Kami juga sudah membicarakan logo dan kaitannya dengan sistem," ucap Asmawi.

Asmawi menilai mekanisme yang paling penting adalah sinergi, sehingga meski terjadi konsolidasi, maka yang perlu dipikirkan model bisnis yang akan ditempuh. Alasannya, untuk memperkuat perbankan diperlukan efisiensi.

Sementara itu, Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi dan Jasa Lain BUMN Gatot Trihargo mengungkapkan rotasi direksi bank-bank BUMN telah disesuaikan dengan kualifikasi bankir-bankir.

Usai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST), Gatot mengungkapkan BUMN telah mempertimbangkan direksi-direksi yang tepat untuk BRI, Mandiri, BNI dan BTN.

Gatot mengungkapkan kalau BUMN memerlukan orang-orang yang cocok untuk mengelola keuangan perusahaan dengan baik. "Kami mencari orang-orang yang cocok untuk BUMN dimana yang diperlukan," ucapnya.

Kini direksi-direksi yang berotasi itu masih kental dengan almamater lama. Walaupun begitu, mereka bisa duduk bersama sembari membicarakan visi perusahaan baru. Akankan rotasi direksi-direksi BUMN bakal mengakrabkan hingga menyatukan empat saudara kandung, meski isu konsolidasi kembali mekar?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper