Bisnis.com, BALIKPAPAN—Pada kuartal pertama tahun ini, pangsa penyaluran kredit di Balikpapan masih didominasi oleh kredit konsumsi dengan nominal penyaluran sebesar Rp8,81 triliun, yang diikuti kredit modal kerja Rp8,53 triliun dan kredit investasi Rp4,60 triliun.
Berdasarkan data Bank Indonesia, penyaluran kredit konsumsi pun masih didominasi oleh kredit pemilikan rumah sebesar 40,5%, diikuti kredit kendaraan bermotor 25,6%, dan kredit multiguna 20,0%. Namun, pertumbuhan kredit konsumsi secara yoy justru didongkrak oleh kredit multiguna yang bertumbuh 43% (yoy).
Pertumbuhan KPR justru menurun, yakni 8% dari kuartal sebelumnya yakni 10%. Suharman mengatakan terjadi kelesuan pertumbuhan kredit pada sektor-sektor tertentu.
“Kredit konsumsi di sektor KPR memang menurun dari periode sebelumnya. Ini memang ada pelemahan di sektor-sektor tertentu. Tidak hanya terjadi di Balikpapan saja, tapi di Kaltim dan secara nasional juga begitu,” ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Suharman Tabrani, Jumat (8/5/2015).
Pada kredit produktif, Bank Indonesia Balikpapan mencatat penyaluran kredit terbesar masih pada sektor perdagangan sebesar 21,7%, diikuti oleh sektor pertambangan sebesar 10,1%, dan jasa dunia usaha sebesar 7,9%.
Namun, pertumbuhan kredit perdagangan justru turun, yakni 5,6% setelah sebelumnya mencapai 9,32% pada kuartal IV 2014. Di sisi lain, pertumbuhan kredit pertambangan justru mengalami lonjakan yang cukup drastis, yakni 12,9% dari capaian kuartal sebelumnya yaitu -1,38%.
“Kalau dibreak down datanya, yang meningkat itu sektor jasa pertambangan migas. Bukannya pemberian kredit ke pertambangan non migasnya,” jelas Suharman.
Dengan lesunya pertumbuhan sektor-sektor yang memiliki pangsa penyaluran terbesar ini, Suharman meminta agar bank-bank mencari sektor lain yang potensial untuk penyaluran kredit.
“Sekarang boleh berharap sektor-sektor dengan pangsa besar dapat mendongkrak pertumbuhan kredit dalam jangka pendek, tapi tetap harus kreatif mencari celah pada sektor yang potensial,” jelasnya.[]