Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Optimistis Target Sasaran Inflasi Tercapai

Bank Indonesia optimistis inflasi sepanjang tahun ini dapat mencapai sasaran sebesar 41%.
Cabai merah/Ilustrasi-Bisnis
Cabai merah/Ilustrasi-Bisnis
Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia optimistis inflasi sepanjang tahun ini dapat mencapai sasaran sebesar 41%.
 
Deputi Direktur Grup Assement Ekonomi Bank Indonesia (BI) Kiki Nahdya Asih menyatakan inflasi indeks harga konsumen (IHK) pada Juni 2015 tercatat sebesar 0,54% secara month to month (mtm) atau tercatat sebesar 7,26% secara year on year (yoy).
 
Inflasi tersebut lebih rendah dari historis saat Ramadan beberapa tahun terakhir."Realisasi inflasi Juni 2015 di seluruh wilayah berada di bawah rata-rata selama tiga tahun terakhir, kecuali Kalimantan," di Gedung BI, Selasa (7/7/2015).
 
Dia menambahkan tekanan inflasi pada periode Ramadan ini terutama masih bersumber dari inflasi kelompok volatile food yang mencapai 1,74% (m-t-m) atau 8,83% (y-o-y).
 
Inflasi dari kelompok volatile food mencapai 1,74% (m-t-m), relatif sejalan dengan proyeksi yang sebesar 1,82% (m-t-m)."Terutama akibat kenaikan harga pada cabai merah dan daging ayam ras sejalan dengan peningkatan permintaan pada bulan Ramadan," kata Kiki.
 
Untuk inflasi administered price mencapai 0,26% (m-t-m) dibandingkan proyeksi 0,42% (m-t-m).Tekanan inflasi kelompok administreted price ini terutama bersumber dari tariff adjusment listrik rumah tangga dengan daya di atas 2200 VA dan kenaikan BBM non-subsidi.
 
"Deviasi dari proyek bersumber dari deflasi beberapa komoditas administreted price, tarif angkutan udara, angkatan laut, kereta api, dan ditundanya PPN jalan tol," ucapnya.
 
Sementara itu, inflasi inti mencapai 0,26% (m-t-m), lebih rendah dari proyeksi 0,41% (m-t-m)."Rendahnya inflasi inti sejalan dengan permintaan domestik yang melemah serta depresiasi rupiah pada bulan-bulan sebelumnya yang ditengarai belum di pass-on seluruhnya," terangnya.
 
Bank Indonesia optimistis inflasi sepanjang tahun ini dapat mencapai sasaran sebesar 41% walaupun ada beberapa risiko yang perlu diwaspadai."Dari volatile food ada kesinambungan produksi pangan dan elnino. Dari inflasi infi ada faktor nilai tukar, dan dari administered prices ada harga minyak dunia dan penyesuaian LPG 3 kg," tutur Kiki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper