Bisnis.com, MEDAN--Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan total literasi keuangan sekurang-kurangnya meningkat 2% tiap tahun.
Direktur Literasi dan Edukasi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Lasmaida S. Gultom mengatakan pada 2013 literasi keuangan hanya 21,8% lalu lima tahun kemudian diproyeksikan literasi bisa mencapai 31,8%. Menurutnya, melalui edukasi dan mempermudah akses layanan kepada masyarakat maka tersebut tersebut bisa tercapai.
"Survei literasi kami lakukan setiap lima tahun sesuai dengan cetak biru yang ditetapkan. Dengan pengembangan produk literasi keuangan maka indeks tersebut bisa naik," ungkapnya di Medan, Minggu (27/10/2015).
Lasmaida mengatakan selain melakukan edukasi maka kerja sama dengan pemerintah daerah akan digelar untuk meningkatkan literasi keuangan. Dia pun tak menampik bahwa saat ini masyarakat lebih mengenal perbankan daripada asuransi dan pasar modal, sehingga akses investasi untuk kedua lembaga jasa keuangan tersebut dipermudah guna menyasar segmen mikro.
Dia mencontohkan bahwa saat ini masyarakat telah diperbolehkan membeli produk investasi dengan minimal Rp100.000 dan pasar saham.
Pada kesempatan yang sama, Penjabat Wali Kota Medan Randiman Tarigan mengatakan industri perbankan masih menjadi pilar pembangunan untuk mendongkrak investasi di daerah baik secara makro dan mikro. Menurut Randiman, jika masyarakat mengoptimalkan potensi ekonomi maka perekonomian dan aktivitas sosial akan berjalan dengan baik.
"Kegiatan pasar keuangan rakyat (PKR) bisa memberikam edukasi dan promosi untu menjangkau masyarakat sampai ke seluruh lapisan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
