Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Darmin: Peluang BI Rate Turun Besar

Bank Indonesia dinilai memiliki ruang yang cukup besar untuk menurunkan tingkat suku bunga acuan atau BI rate yang saat ini masih berada di level 7,5%.nn
Darmin Nasution/Antara
Darmin Nasution/Antara

Bisnis.com, JAkARTA - Bank Indonesia dinilai memiliki ruang yang cukup besar untuk menurunkan tingkat suku bunga acuan atau BI rate yang saat ini masih berada di level 7,5%.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan saat ini bank sentral memiliki peluang untuk menurunkan suku bunga acuannya.

Pasalnya, saat ini realisasi pergerakan inflasi sepanjang 2015 cukup terkendali sehingga gap antara BI rate dengan inflasi sudah sangat jauh.

Dalam dua bulan terakhir, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indeks harga konsumen mencetak deflasi, masing-masing 0,05% pada September dan 0,08% pada Oktober.

Inflasi tahun kalender Januari-Oktober 2015 sebesar 2,16% dan infasi tahunan (y-o-y) adalah 6,25%.

Neraca perdagangan Indonesia surplus US$1,02 miliar di September 2015. ‎Secara kumulatif, sepanjang Januari-September 2015 nilai surplus neraca perdagangan Indonesia adalah US$7,13 miliar

"Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) membaik, defisit transaksi berjalan mengecil. Kalau diurut ya makin lengkap alasan untuk mengatakan BI ada peluang untuk menurunkan BI rate," ujarnya di Hotel Borobudur, Rabu (4/11/2015).

Kendati demikian, Darmin tidak merinci besaran penurunan BI Rate. Peluang turunnya BI rate ini, lanjutnya, sepenuhnya diserahkan kepada BI selaku otoritas moneter.

"Nah, itu kamu tanyanya ke BI. Saya kan bilang peluang, artinya peluangnya ada. Eh, BI itu RDG pada pertengahan bulan, yah kita tunggulah. Jangan kalian tanya saya sekarang," katanya.

Inflasi hingga akhir tahun yang diprediksikan mencapai 3,6% ini semakin memicu jarak Real Interest Rate (RIR) kian besar. RIR ini adalah selisih antara BI rate dengan inflasi.

"Nanti akhir tahun inflasi kita 3,6% Padahal BI rate 7,5%. Selisihnya hampir 4%. Biasanya bedanya 1%," ucapnya.

Darmin menuturkan lebarnya jarak RIR ini karena orang-orang bakal lebih senang menyimpan uang daripada meminjam uang dari bank.

Bank Indonesia tetap bertahan pada suku bunga tinggi karena alasan fluktuasi nilai tukar rupiah.

"Kalau dilihat itu gap, tingkat bunganya ada ruang untuk turun. Tapi kenapa tidak turun? BI masih takut sama goyang-goyangnya rupiah, kurs rupiah masih agak volatile. Kalau soal The Fed, itu urusan nanti," tutur Darmin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper