Bisnis.com, PEKANBARU – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai peran ekonomi syariah dalam berbagai sektor ekonomi belum terlalu dominan, sehingga perlu upaya untuk mendorong peningkatan peran tersebut.
Direktur Perencanaan Keuangan OJK Joni Eri mengatakan pihaknya telah beberapa kali berdiskusi dengan pakar ekonomi syariah dalam forum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) dan ditemukan beberapa sebab mengapa masalah itu terus terjadi hingga saat ini.
“Dari beberapa kali diskusi kami dengan MES itu, ada tiga penyebab utama yang membuat ekonomi syariah belum begitu besar perannya dalam kegiatan ekonomi di Indonesia,” katanya dalam dialog bersama pelaku jasa keuangan di Pekanbaru, Senin (9/11).
Masalah utama yang disebutkan Joni yaitu kendala sumber daya manusia penggerak ekonomi syariah. Dia mencontohkan praktisi dalam negeri belum dapat menawarkan produk syariah yang mudah dipahami dan dapat diaplikasikan langsung.
Tetapi dari yang ditemukannya di pasar tingkat regional seperti Cina, di sana pelaku usaha setempat yang mengenal dasar ekonomi syariah walaupun sedikit, memilih untuk membayar seorang ahli dibidangnya dan menjalankan sistem ekonomi syariah untuk aplikasi praktis.
Kondisi di Tanah Air jauh berbeda, di mana praktisi lokal cenderung banyak menggunakan istilah yang kurang akrab sehingga masyarakat sebagai target pasar merasa asing dengan sistem dan program yang ditawarkan tersebut.
“Kalau saya simpulkan pelaku di luar negeri itu bisa memadukan text book ekonomi syariah dengan kondisi pasar yang kekinian, ini harus bisa dipraktikkan oleh pelaku dalam negeri,” katanya.
Masalah kedua kata Joni, yaitu kultur atau budaya dalam sistem ekonomi dimana kawasan regional Asia lebih bergantung pada pemerintah atau government driven, sementara di kawasan Eropa dan Amerika sudah market driven.
Selanjutnya kendala literasi. Masyarakat masih sangat minim informasi produk dan layanan syariah dari pelaku jasa keuangan. Hal ini juga tercermin dari share unit atau bank syariah di perbankan yang hanya sebesar 4,9% dari total market share perbankan nasional.
“Jadi sebenarnya ada peluang yang sangat besar di sektor ekonomi syariah ini dan Indonesia bisa berperan penting pada ekonomi syariah dunia bila pelaku dalam negeri sadar dengan potensi itu,” katanya.
Sementara itu Wakil Ketua Komisi XI Bidang Keuangan DPR RI Jon Erizal mengatakan saat ini market ekonomi syariah sedang tumbuh dengan pesat dan Indonesia tidak boleh ketinggalan.
“Misalnya saja negara Qatar, itu ekonominya naik luar biasa dan dia kebingungan mencari daerah investasi, sebenarnya kalau syariah di sini kuat ya bisa berperan tetapi akhirnya dia ke Eropa sana berinvestasi,” katanya.
Adapun pihaknya sebagai legislatif telah berupaya mendorong meningkatnya peran ekonomi syariah dengan menjembatani komunikasi antara pelaku ekonomi syariah seperti perbankan dan lainnya dengan sektor yang membutuhkan seperti REI, kelompok petani, dan lainnya.