Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan memberikan apresiasi kepada pemerintah yang mampu mendorong belanja pemerintah pada paruh kedua 2015.
Pasalnya, upaya pemerintah itu berdampak pada kinerja dunia usaha, khususnya industri keuangan non bank.
Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) II OJK Dumoly F. Pardede mengatakan langkah pemerintah yang dimotori Kementerian Keuangan telah menstimulus kondisi ekonomi setelah pada semester I/2014 menurun signifikan.
"Excellent dan luar biasa. Menkeu sudah kerja keras dengan strategi manajemen fiskal outstanding," kata Dumoly kepada Bisnis, Senin (4/1/2015).
Langkah pemerintah menggenjot belanja negara itu pun pada akhirnya memberikan celah bagi pelaku IKNB untuk mendorong kinerjanya.
Sektor asuransi dan industri pembiayaan, ujarnya, bahkan masih mampu bertumbuh di tengah hadirnya tantangan perlambatan ekonomi dunia, pemulihan ekonomi negara maju yang belum solid dan pertumbuhan ekonomi nasional yang cenderung melambat.
Data OJK hingga November 2015 mencatat IKNB masih mampu membukukan pertumbuhan aset.
Total aset IKNB hingga saat itu mencapai Rp1.617,9 triliun atau naik sekitar 5,6% dibandingkan posisi per Desember 2014. Namun, realisasi itu jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan aset yang tercatat pada November 2014, yakni senilai Rp1.514,6 triliun atau naik 12,84% dibandingkan posisi per Desember 2013.
Data itu juga menunjukkan pada November 2015, aset industri asuransi, termasuk asuransi syariah, masih mendominasi dengan nilai total Rp811,41 triliun. Total aset industri itu bertumbuh tipis 4,32% dari posisi Desember 2014.
Industri lembaga pembiayaan, yang terdiri dari perusahaan pembiayaan, modal ventura dan pembiayaan infrastruktur masih mencatatkan pertumbuhan aset. Sampai dengan akhir November 2015, aset industri multifinance mencapai Rp425,05 triliun atau tumbuh 3,02% dibandingkan periode yang sama (year-on-year/y-o-y).
"(Kinerja pemerintah) Bagus sekali, karena tanpa belanja yang maksimum itu, asuransi dan pembiayaan akan jebol. Tampak sekali pada semester kedua naik," kata Dumoly.
Sementara itu, OJK mencatat industri modal ventura mengalami pertumbuhan aset sebesar 6,52% (y-o-y) dari Rp8,34 triliun pada akhir November 2014 menjadi sebesar Rp8,89 triliun.
Sedangkan, aset industri pembiayaan infrastruktur mengalami pertumbuhan paling signifikan, yakni sebesar 17,04% (y-o-y) menjadi sebesar Rp16,36 triliun pada November 2015.
Industri dana pensiun pada periode yang sama mencatat pertumbuhan aset sebesar 7,03%, meskipun jumlah pelaku mengalami penurunan dari 267 menjadi 262 lembaga akibat penggabungan, efisiensi biaya, kinerja hasil investasi yang rendah, dan kesulitan keuangan pendiri.
Pertumbuhan aset juga masih diraih lembaga keuangan khusus yang terdiri dari perusahaan penjaminan kredit, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), perusahaan pembiayaan sekunder perumahan dan perusahaan Pegadaian.
Peningkatan Belanja Pemerintah Sokong Industri Keuangan Non Bank
Otoritas Jasa Keuangan memberikan apresiasi kepada pemerintah yang mampu mendorong belanja pemerintah pada paruh kedua 2015
Aset masing-masing perusahaan tersebut pada akhir November 2015 tumbuh (y-o-y) masing-masing sebesar 23%, 40,30%, 16,51%, dan 10,53%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Oktaviano DB Hana
Editor : Linda Teti Silitonga
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
6 jam yang lalu
Di Balik Aksi Lo Kheng Hong Borong Puluhan Juta Saham PGAS
10 jam yang lalu