Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Rate Turun, Hasil Investasi PT Taspen Terancam

PT Taspen (Persero) berkomitmen untuk menggenjot portofolio investasi langsung pascapenurunan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – PT Taspen (Persero) berkomitmen untuk menggenjot portofolio investasi langsung pascapenurunan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate.

Direktur Utama Taspen Iqbal Latanro mengatakan penurunan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 7,25% bisa menjadi ancaman bagi pertumbuhan laba Persero, pasalnya sekitar 95% investasi ditempatkan di deposito dan obligasi.

"Investasi kita saat ini sangat sensitif terhadap tingkat suku bunga. Oleh sebab itu, penurunan suku bunga harus diantisipasi oleh Taspen dengan mengubah strategi investasi," kata Iqbal, Selasa (19/1/2016).

Dia menyebutkan, komposisi portofolio investasi Taspen pada 2015 sekitar 30,8% di deposito, obligasi 64,78%, saham dan reksadana 4%, sedangkan investasi langsung hanya 0,43%.

Menurutnya, strategi baru yang akan diterapkan Persero untuk menghadapi penurunan suku bunga adalah meningkatkan jumlah investasi langsung yang sebelumnya belum terlalu dioptimalkan.

Iqbal menuturkan, rencana peningkatan investasi langsung juga dilakukan seiring adanya kelonggaran dari pemerintah terkait ketentuan penempatan investasi dana kelolaan tabungan hari tua (THT).

Ketentuan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan No.79/2011 tentang Kesehatan Keuangan Badan Penyelenggara Program Tabungan Hari Tua. Berdasarkan isi dari ketentuan tersebut, dana THT diperkenalkan masuk ke investasi langsung sebesar 5% dari total investasi.

"Target kami di tahun ini, investasi langsung bisa mencapai 50% dari batas ketentuan sesuai dengan aturan yang dari pemerintah yaitu 5%," ujarnya.

Berdasarkan penjelasannya, dari total dana kelolaan sebesar Rp140 triliun, Taspen bisa menempatkan dananya untuk investasi langsung sebesar Rp11-12 triliun. Namun, saat ini realisasi investasi langsung jumlahnya masih belum mencapai Rp1 triliun.

"Kita mau maksimalkan jadi Rp6 triliun pada tahun ini. Investasi rencananya akan tetap fokus di infrastruktur, jasa keuangan, dan properti," jelasnya.

Adapun, untuk merealisasikan peningkatan investasi langsung, pihaknya telah membentuk divisi investasi langsung yang bertugas untuk mengelola dana yang ditempatkan di investasi langsung.

Saat ini, perusahaan asuransi khusus aparatur sipil negara (ASN) tersebut telah memiliki investasi langsung berupa kepemilikan saham di Bank Mantap, jalan tol, PT Pefindo Biro Kredit (PBK), dan beberapa investasi lainnya.

Sementara itu, sepanjang tahun ini perusahaan berpelat merah tersebut menargetkan pertumbuhan aset sebesar 16% dari total aset tahun lalu yang jumlahnya mencapai Rp180 triliun.

Jumlah dana kelolaan pada tahun ini juga ditargetkan bertumbuh 15% dari capaian tahun lalu yang mencapai Rp140 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper