Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Relaksasi GWM, Likuiditas BNI Tambah Rp2,7 Triliun

Likuiditas PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. bakal bertambah Rp2,7 triliun dengan adanya penurunan ketentuan Giro Wajib Minimum (GWM) sebesar 1% oleh Bank Indonesia yang mulai berlaku 16 Maret mendatang.
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Achmad Baiquni mengunjungi kantor redaksi Harian Bisnis Indonesia, di Jakarta, Jumat (8/5/2015)./JIBI-Dedi Gunawan
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Achmad Baiquni mengunjungi kantor redaksi Harian Bisnis Indonesia, di Jakarta, Jumat (8/5/2015)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Likuiditas PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. bakal bertambah Rp2,7 triliun dengan  penurunan ketentuan Giro Wajib Minimum (GWM) sebesar 1% oleh Bank Indonesia yang mulai berlaku 16 Maret mendatang.

Direktur Utama BNI Ahmad Baiquni mengatakan, dengan penambahan likuiditas tersebut, perbankan memiliki ruang untuk menyalurkan kredit lebih besar.

Meski demikian, perseroan tidak mengubah target penyaluran kredit tahun ini. Sesuai dengan rencana bisnis bank (RBB) 2016, target kredit BNI sebesar 16%—18%.

“Kan ini masih ada kesempatan kami untuk revisi di semester satu,” katanya, Senin (22/2/2016).

Berdasarkan laporan kinerja perseroan, sepanjang tahun lalu BNI telah menyalurkan kredit sebesar Rp326,11 triliun atau naik 17,5% secara tahunan dari Rp277,62 triliun. Adapun untuk dana pihak ketiga (DPK), perseroan telah menghimpun sebesar Rp370,42 triliun atau naik 18% secara tahunan dari Rp313,89 triliun.

Sejalan dengan likuiditas yang melonggar dan penurunan BI Rate, lanjut Baiquni, perseroan berpotensi untuk menurunkan suku bunga deposito dan kreditnya. Meski demikian, saat ini pihanya masih melakukan perhitungan terhadap potensi penurunan tersebut.

“Kita akan evaluasi, tapi rasa-rasanya kalau ikut turun kita [suku bunga] pasti akan turun. Nah kalau cost of fund turun, kita juga turunkan bunga kreditnya,” ujarnya.

Seperti diketahui, pemerintah mendorong perbankan untuk meningkatkan efisiensi, salah satunya melalui penurunan suku bunga hingga ke single digit. Terkait penurunan bunga hingga single digit tersebut, Baiquni mengatakan pertumbuhan kredit berpotensi tumbuh lebih tinggi.

“Kalau kita kompetitif, tentunya akan banyak debitur yang mungkin saat ini pinjam di bank-bank luar, dia kembali [pinjam] ke kita,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ihda Fadila
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper