Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dilibatkan dalam Koperasi Merah Putih, Bos BTN Buka Suara

Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu menyampaikan tanggapan terkait rencana Koperasi Merah Putih.
Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu di Bandung dalam rangka safari Ramadan 2024./Bisnis - Dea Andriyawan.
Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu di Bandung dalam rangka safari Ramadan 2024./Bisnis - Dea Andriyawan.

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) atau BTN buka suara terkait keterlibatan bank-bank pelat merah, termasuk perusahaan, dalam program Koperasi Desa Merah Putih.

Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu mengatakan pihaknya siap mendukung program Koperasi Desa Merah Putih yang akan melibatkan bank-bank pelat merah, termasuk BTN. Nixon juga memastikan perseroan akan turut serta dalam pembiayaan koperasi-koperasi di seluruh Indonesia.

Nixon menuturkan, dirinya telah mengusulkan agar PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) atau BRI menjadi koordinator utama dalam program tersebut. Hal ini mengingat pengalaman dan jangkauan layanan BBRI pada segmen kredit koperasi yang menjangkau hingga daerah pedesaan di Indonesia. Adapun, dia mengatakan usulan ini masih dalam tahap diskusi lisan.

"Kalau bisa kita usulkan pintu depannya [penyaluran kredit koperasi] itu lewat BRI, karena mereka punya unit desa-desanya yang lebih besar dibanding 3 Himbara lain. Nanti kita ikut sindikasi bersama-sama," jelas Nixon saat ditemui di Menara BTN 1, Jakarta pada Rabu (12/3/2025).

Adapun, Nixon menyebut porsi penyaluran kredit untuk koperasi dan UMKM yang dilakukan BTN tergolong kecil. Pasalnya, penyaluran kredit BTN ke segmen ini umumnya merupakan turunan dari pembiayaan perubahan. Namun, dia tidak memperinci secara detail porsi penyaluran kredit koperasi yang dilakukan BTN saat ini.

Menurut Nixon, Koperasi Merah Putih merupakan program yang dapat mendukung produktivitas perekonomian di pedesaan Indonesia. Dia mencontohkan, bentuk penyaluran kredit koperasi yang dilakukan BTN dapat dipergunakan untuk pembangunan fasilitas seperti gudang penyimpanan barang, pembuatan toko, hingga bangunan cold storage untuk daerah-daerah yang mengadakan sektor perikanan.

"Nah, itu kalau kita kasih kredit misalnya Rp5 miliar, untuk pembayarannya nanti menggunakan dana desa tadi. Jadi ini, wujud fisik barangnya ada dan manfaatnya clear untuk pedesaan," jelas Nixon.

Sebelumnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) juga memastikan bahwa perluasan pembiayaan untuk kebutuhan awal koperasi desa tersebut tidak akan berdampak negatif terhadap kinerja perusahaan. 

Direktur Utama BRI Sunarso menjelaskan bahwa penyaluran pinjaman untuk kebutuhan awal koperasi terbilang aman, karena pelunasannya akan menggunakan dana desa yang diperkirakan berkisar Rp2 miliar per tahun.  

“Dana desa kan tidak cukup kalau langsung Rp5 miliar. Oleh karena itu, yang diharapkan kemudian dibiayai oleh Himbara, tetapi kan aman wong sumber pelunasannya dari dana desa,” katanya.

Sunarso juga menyampaikan bahwa dengan kebutuhan awal itu, koperasi di tiap desa akan membangun sejumlah gerai untuk mendukung kegiatan operasional. 

Gerai-gerai yang direncanakan meliputi gerai sembako, obat-obatan, poliklinik, sarana produksi pertanian, kantor operasi, serta gudang penyimpanan, baik dalam gudang kering maupun beku alias cold storage.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper