Bisnis.com, PADANG—Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan kinerja perbankan Sumatra Barat berada di kisaran 12% - 14% tahun ini, meski mengalami perlambatan pertumbuhan di awal tahun.
Indra Yuheri, Kepala OJK Perwakilan Sumbar menyebutkan kebijakan tax amnesty atau pengampunan pajak bisa mendorong bergairahnya industri keuangan dalam negeri.
“Masih bisa tumbuh di kisaran 12% sampai 14% di akhir tahun. Semester pertama memang agak melambat,” katanya, Rabu (20/7/2016).
Menurutnya, perlambatan kinerja perbankan daerah itu di awal tahun disebabkan belum optimalnya pemulihan ekonomi, serta rendahnya daya beli masyarakat.
Dampaknya, rasio kredit bermasalah atau non performing loan/NPL perbankan Sumbar ikut membengkak, terutama sektor UMKM dengan tingkat NPL mencapai 7,4% per Mei tahun ini.
Indra mengatakan perbankan harus meningkatkan kehatian-hatian dalam menyalurkan kredit untuk mengerem laju NPL.
“Secara keseluruhan NPL masih di kisaran 3%, tetapi untuk UMKM memang tinggi. Ini harus jadi tugas bersama mengatasinya,” ujar Indra.
Adapun, sepanjang kuartal pertama tahun ini, aset perbankan Sumbar tumbuh 9,3% menjadi Rp55,52 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp50,81 triliun. Kredit tumbuh 9% menjadi Rp48,24 triliun dari tahun sebelumnya Rp44,24 triliun.
Sedangkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh melambat atau hanya 7,4% dari Rp31,82 triliun tahun lalu menjadi Rp34,16 triliun.