Bisnis.com, PADANG—Belum optimalnya pemulihan ekonomi sepanjang paruh pertama tahun ini, membuat sejumlah perbankan di Sumatra Barat mengajukan revisi turun rencana bisnis bank (RBB) ke Otoritas Jasa Keuangan.
Indra Yuheri, Kepala Perwakilan OJK Sumbar menyebutkan sejumlah bank, baik BPD dan BPR di daerah itu mengajukan revisi turun RBB, karena pertumbuhan ekonomi yang masih melambat di awal tahun.
“Sejumlah bank di Sumbar sudah ajukan revisi RBB. Dari perkiraan di kisaran 12% menjadi sekitar 10%,” katanya, Rabu (20/7/2016).
Menurutnya, belum optimalnya pertumbuhan ekonomi membuat sejumlah bank merevisi target kinerja. Termasuk BPD Sumbar alias Bank Nagari merevisi pertumbuhan dari kisaran 11% menjadi 7,5%.
Indra mengatakan revisi RBB adalah hal biasa di industri perbankan untuk mengevaluasi kinerja, serta memastikan capaian disesuaikan dengan kondisi ekonomi.
Meski sejumlah bank mengajukan revisi turun, Indra meyakini kinerja perbankan Sumbar masih bisa tumbuh di kisaran 12% - 14% tahun ini.
“Sekarang sudah tampak lebih bergairah. Semoga dengan adanya tax amnesty ikut menggerakkan sektor keuangan,” ujarnya.
Adapun, sepanjang kuartal pertama tahun ini, aset perbankan Sumbar tumbuh 9,3% menjadi Rp55,52 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp50,81 triliun. Kredit tumbuh 9% menjadi Rp48,24 triliun dari sebelumnya Rp44,24 triliun.
Sedangkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh melambat atau hanya 7,4% dari Rp31,82 triliun tahun lalu menjadi Rp34,16 triliun.