Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NPL Tinggi, OJK Dorong Perbankan Sumbar Restrukturisasi Kredit UMKM

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong perbankan melakukan restrukturisasi kredit guna menekan tingginya rasio kredit bermasalah atau non performing loan/NPL segmen UMKM di Sumatra Barat.
Ilustrasi/bisnis.com
Ilustrasi/bisnis.com

Bisnis.com, PADANG - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong perbankan melakukan restrukturisasi kredit guna menekan tingginya rasio kredit bermasalah atau non performing loan/NPL segmen UMKM di Sumatra Barat.

Kepala OJK Perwakilan Sumbar Indra Yuheri mengatakan sepanjang paruh pertama tahun ini, NPL kredit UMKM di daerah itu sudah menyentuh 7,4%, jauh melewati ambang batas regulator 5%.

“Kami dorong bank untuk restruk saja, dengan penjadwalan ulang pembayaran kredit, besaran setorannya, sehingga nasabah juga tidak terbebani,” katanya kepada Bisnis.com, Rabu (20/7/2016).

Indra mengungkapkan tingginya NPL sektor UMKM, yang berkontribusi sekitar 24% terhadap total penyaluran kredit di daerah itu, disebabkan kondisi perekonomian yang belum sepenuhnya pulih.

Termasuk rendahnya harga komoditas pertanian yang berujung menurunnya daya beli masyarakat, menyebabkan banyaknya gagal bayar debitur bank. Terutama debitur yang bergerak di sektor perdagangan.

“Tidak bisa disalahkan karena ekonomi sepanjang awal tahun memang lagi lesu. Solusinya ya bersama-sama baik dari industri maupun pemda,” ujarnya.

Indra mengungkapkan secara keseluruhan NPL perbankan daerah itu masih terkendali di kisaran 3%, namun kredit UMKM terutama bidang usaha mikro dengan besaran kredit rerata Rp25 juta mengalami kenaikan NPL signifikan.

Senada, Kepala Bank Indonesia Sumbar Puji Atmoko mengatakan bank memang diminta meningkatkan penyaluran ke sektor UMKM untuk menggerakkan industri kreatif dan mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah.

“Tetapi juga harus meningkat kualitas kreditnya, harus lebih hati-hati dalam penyaluran,” katanya.

Menurutnya, sepanjang kuartal pertama tahun ini penyaluran kredit sektor UMKM hanya naik tipis 3,4% dari kuartal sebelumnya, atau menjadi Rp15 triliun.

Melambatnya penyaluran kredit sektor itu disebabkan kondisi perekonomian yang melemah dan terbatasnya jumlah bank penyalur kredit usaha rakyat (KUR) di daerah itu sejak skema baru penyaluran diterapkan pemerintah pada awal 2016.

Puji mengungkapkan perlambatan penyaluran kredit UMKM Sumbar ditopang kontraksi usaha menengah sebesar 17,2% di awal tahun. Sedangkan usaha mikro dan kecil masih menyumbang pertumbuhan masing-masing 25,7% dan 11,9%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Heri Faisal
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper