Bisnis.com, PADANG— Bank Indonesia memklaim nilai transaksi nontunai di Tanah Air sudah mencapai rerata Rp18 triliun per hari.
Puji Atmoko, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatra Barat menyebutkan nilai transaksi nontunai secara nasional terus mengalami peningkatan, hingga saat ini berkisar Rp18 triliun per hari.
“Paling banyak transaksi nontunai menggunakan ATM maupun dengan kartu debit,” ujarnya Minggu, (31/7/2016).
Menurutnya, hingga akhir Juli 2016, transaksi nontunai berasal dari 130 juta kartu debit dan 18 juta kartu kredit.
Selain itu, transasi nontunai juga melalui 38 instrumen elektronik yang transaksinya mencapai Rp18 miliar per hari.
“Umumnya masih di Jakarta. Kalau di Sumbar baru dipraktikan di Trans Padang. Kami dorong penggunaan nontunai ini terus diperluas,” ujarnya.
Puji mengungkapkan penggunaan transaksi nontunai jauh lebih efisien dan aman bagi masyarakat, sekaligus membantu menurunkan jumlah uang yang tidak layak edar.
Untuk Sumbar misalnya, pemusnahan uang tidak layak edar mencapai Rp7,5 triliun pada 2014, turun menjadi Rp6,6 triliun pada 2015, dan Rp2,9 triliun di semester pertama tahun ini.
“Berdasarkan data, transaksi nontunai di Indonesia sudah mengalami peningkatan, sejalan juga dengan semakin kecilnya jumlah uang tidak layak edar yang dimusnahkan,” katanya.
Menurutnya, masyarakat harus diajak dan dibiasakan melakukan transaksi pembayaran secara nontunai. Apalagi, model ini dinilai lebih cepat, aman serta dapat menurunkan tingkat pemusnahan uang.
“Transaksi nontunai lebih aman, sekaligus menghindari pemalsuan uang. Bahkan membantu kerja PPATK (Pusat Pelapor dan Analisis Transaksi Keuangan) dan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi),” kata Puji.
Selain mengampanyekan penggunaan gerakan nontunai di daerah, BI juga mendorong peningkatan tabungan masyarakat melalui perbankan, untuk mendorong peningkatan akses masyarakat terhadap perbankan di daerah itu.