Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Mandiri Regional XI Incar DPK Rp17 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Regional XI Bali dan Nusa Tenggara (Nusra) optimis dapat menghimpun dana pihak ketiga (DPK) hingga Rp17 triliun hingga akhir tahun ini.
Bank Mandiri/Jibiphoto
Bank Mandiri/Jibiphoto

Bisnis.com, DENPASAR - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Regional XI Bali dan Nusa Tenggara (Nusra) optimis dapat menghimpun dana pihak ketiga (DPK) hingga Rp17 triliun hingga akhir tahun ini.

Maswar Purnama, Senior Vice President Regional XI Bali dan Nusa Tenggara, mengatakan selama semester I/2016 lalu pihaknya telah berhasil menghimpun DPK sebesar Rp16,1 triliun di seluruh wilayah Bali dan Nusa tenggara.

“Untuk Bali saja, kami berhasil menghimpun DPK sekitar Rp11,5 triliun mulai Januari 2016 hingga Juni 2016 [semester I/2016]. Secara keseluruhan, kinerja semester I/2016 baik dan kami mengalami peningkatan 9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” ujarnya di Denpasar, Senin (1/8/2016).

Menurutnya, ekonomi Bali relatif stabil hingga saat ini meskipun jika dilihat sesuai dengan data keseluruhan di wilayah Bali Nusra, wilayah Nusa Tenggara Barat tercatat mempunyai pertumbuhan yang lebih diatas wilayah Bali dan Nusa Tenggara Timur.

“Ditambah lagi dengan kebijakan tax amnesty atau pengampunan pajak dari pemerintah sekarang ini, penghimpunan dana repatriasi dari hasil kebijakan tersebut tentu dapat membantu meningkatkan DPK kami. Selain itu pendapatan lain kami juga akan meningkat,” ungkapnya.

Pihaknya pun siap menampung dana repatriasi dengan menawarkan berbagai produk investasi yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat atau pengusaha di Bali yang ingin mengikuti kebijakan tersebut.

“Namun hingga sekarang belum ada masyarakat atau pengusaha yang menyalurkan dananya kepada kami. Baru ada sekitar 20 pengusaha yang datang kepada kami untuk bertanya terkait tax amnesty itu seperti apa. Dari sekitar 20 pengusaha itu, ada kontraktor, ada yang bergerak di sektor pariwisata seperti pengusaha tour and travel yang mempunyai kantor cabang di luar negeri, dan lain sebagainya,” paparnya.

Pihaknya belum bisa memperkirakan berapa dana repatriasi yang akan masuk hingga akhir tahun ini karena sampai saat ini pun belum ada dana yang masuk dan pihaknya belum mempunyai data yang pasti.

“Belum ada aliran dana repatriasi yang kami tampung hingga sekarang. Namun kami sudah mempersiapkan berbagai macam produk investasi yang rencana memang akan kami tawarkan kepada para pengusaha tersebut sebagai alternatif investasi yang sudah dia lakukan di luar negeri,” ujarnya.

Sebelumnya, Zulmi, Kepala Kantor OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara, mengimbau industri jasa keuangan di Bali yang telah ditunjuk sebagai bank persepsi agar bersiap-siap untuk menerima dana masuk dan harus mampu menyerap peluang ini untuk lebih meningkatkan kinerja industri jasa keuangan di Bali.

“Kami masih melihat dan menunggu bagaimana potensi dari dana repatriasi hasil dari kebijakan pengampunan pajak atau tax amnesty di Bali ini. Kami juga akan melihat dulu seberapa banyak yang memanfaatkan pengampunan pajak tersebut di Bali,” cetusnya.

Zulmi menuturkan, sekarang ini pihaknya belum mendapatkan data terkait tax amnesty. Namun pihaknya mengharapkan akan banyak yang memanfaatkannya sehingga dana yang masuk pun juga banyak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper