Bisnis.com, PADANG—Manajemen PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, memperkirakan pertumbuhan kinerja tahun depan masih belum bisa menembuh dua digit karena belum pulihnya perekonomian.
Direktur Utama Bank Muamalat Endy Abdurrahman mengatakan perkiraan pertumbuhan bisa lebih baik dari tahun ini yang hanya di kisaran 5%, mengingat sejumlah kebijakan dan prioritas pembiayaan perseroan.
“Masih sulit untuk dua digit, tetapi perkiraan kami untuk 2017 kinerja akan lebih baik dari tahun ini,” ujarnya kepada Bisnis.com, Kamis (13/10/2016).
Sampai September tahun ini, kinerja umum perseroan yang saham mayoritas dimiliki Islamic Development Bank (IDB) sebesar 32,7%, masih mengalami tekanan atau masih di bawah 5%.
Total aset perseroan tercatat Rp53 triliun, dengan penghimpunan dana pihak ketiga Rp41 triliun, dan pembiayaan Rp40 triliun.
Sedangkan rasio pembiayaan bermasalah atau (non performing financing/NPF) masih mampu ditekan pada kisaran 2,1% dengan NPF gross 4,4%.
Adapun, porsi pembiayaan perseroan masih didominasi sektor korporasi yang mencapai 65% dan untuk ritel dan KPR sebesar 35%.
Endy mengungkapkan perseroan berniat meningkatkan alokasi pembiayaan ke sektor kredit pemilikan rumah (KPR) untuk menggenjot pertumbuhan, sekaligus memfasilitasi kemudahan masyarakat mendapatkan rumah.
“Saat ini, untuk KPR porsinya mencapai 90% dari total pembiayaan ke sektor konsumer. Ini mau kita tingkatkan lagi,” katanya.
Menurutnya, kebijakan itu dipilih karena pemerintah tengah menggiatkan penyediaan rumah bagi masyarakat menengah ke bawah.