Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Keuangan Syariah Mulai Pulih

Bisnis keuangan syariah di Indonesia mengalami tekanan yang cukup besar pada 2012-2015, ketika pertumbuhan bank syariah berada di titik terendah tahun lalu yakni 8,8% dibandingkan dengan 9,2% pada bisnis bank konvensional.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, SURABAYA— Bisnis keuangan syariah di Indonesia mengalami tekanan yang cukup besar pada 2012-2015, ketika pertumbuhan bank syariah berada di titik terendah tahun lalu yakni 8,8% dibandingkan dengan 9,2% pada bisnis bank konvensional.

Namun, hingga Juli 2016, pertumbuhan industri perbankan mulai pulih dengan tumbuh 12% y-o-y ketika bisnis bank konvesional hanya 7,2% y-o-y. Pertumbuhan ini tak cukup mendongkrak pangsa pasar perbankan syariah yang stagnan di level 4,8%.

“Pada saat yang sama, perbankan syariah di Indonesia diklaim sebagai bank ritel syariah terbesar di Indonesia dengan 18 juta nasabah dan 4.500 jaringan cabang,” tutur Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, saat membuka seminar internasional Integrating Islamic Commercial and Social Finance to Strengthen Financial System Stability, di Surabaya, Kamis (27/10).

Menurut Agus, sistem keuangan syariah di Indonesia masih didominasi oleh sektor perbankan sebagaimana kencenderungan global. Secara global, sektor perbankan syariah mendominasi 80% pangsa pasar dan sisanya oleh pasar modal syariah dan takaful (asuransi).

Kendati begitu, Agus meyakini perkembangan sistem ekonomi dan keuangan syariah masih menjanjikan. Tiga sektor yakni  perbankan, pasar modal, dan asuransi dapat menjadi  pilar untuk memndukung perkembangan perekoniam syariah.

“Ini karena tiga elemen itu menunjukkan perkembangan yang menjanjikan dalam volume bisnis, produk, dan jaringan distribusi yang makin luas dalam melayani nasabah,” tutur Agus.

Namun, dia juga mengingatkan perkembangan perekonomian syariah tetap harus memperhatikan risiko kinerja perbankan global secara umum. Sama dengan kinerja sektor perbankan syariah, pasar sukuk global juga mengalami tekanan setelah mencapai rekor pertumbuhan pada 2012 pada 2013.

Pada 2014, pasar sukuk turun hingga hanya US$100 miliar dan berlanjut anjlok 43% menjadi sekitar US$60 miliar pada 2015. Di Indonesia, perkembangan sukuk mengalami penurunan untuk sukuk korporasi pada 2009-2014 dan sukuk pemerintah pada 2011-2014.

Namun pada 2015, pasar obligasi syariah mengalami pemulihan  39,4% pada 2015, dan 36,28% pada Juli 2016 untuk sukuk korporasi dan 39,7% pada 2015 dan 36,28% Juli 2016 untuk sukuk pemerintah. 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hery Trianto
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper