Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketika Kartu Kredit Bertemu E-Commerce

Kartu kredit sejatinya adalah produk perbankan yang ditujukan untuk keperluan konsumtif. Sebelum booming situs belanja elektronik atau dikenal dengan istilah e-commerce, pasangan terbaik kartu kredit adalah mesin mini bernama electronic data capture (EDC).nn
Ilustrasi/Quartsoft
Ilustrasi/Quartsoft

Bisnis.com, JAKARTA - Kartu kredit sejatinya adalah produk perbankan yang ditujukan untuk keperluan konsumtif. Sebelum booming situs belanja elektronik atau dikenal dengan istilah e-commerce, pasangan terbaik kartu kredit adalah mesin mini bernama electronic data capture (EDC).

Namun, semenjak demam e-commerce melanda Indonesia, peran kartu kredit mulai bergeser. Untuk bertransaksi, konsumen tak perlu lagi mendatangi toko fisik dan menggesekkan kartu plastiknya ke EDC. Cukup memasukkan nomor kartu dan mengetikkan tiga digit card verification value(CVV), lalu barang siap diantar.

Berdasarkan studi Mastercard Mobile Shopping 2016, terdapat 55,5% responden di Indonesia pada tahun 2015 yang telah menggunakan smartphone mereka untuk melakukan pembelian secara online selama tiga bulan terakhir.

Fleksibiltas (44,8%), kenyamanan (44,4%) dan kemudahan belanja online dengan kehadiran beragam aplikasi (41,5%) merupakan alasan utama mereka.

Meskipun demikian, data Kementerian Komunikasi dan Informasi menunjukkan pertumbuhan transaksi e-commerce di Indonesia baru baru dikisaran 1%.

Bila dikomparasikan dengan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang per Januari 2016 pengguna internet di Indonesia telah mencapai 88,1 juta, artinya ceruk pasar di bisnis ini masih teramat luas.

Maka wajar saja jika bank-bank yang telah mengantongi lisensi untuk menerbitkan kartu kredit berlomba-lomba mengeluarkan produk khusus untuk e-commerce.

HSBC Indonesia yang selama ini dikenal sebagai bank yang fokus pada segmen premium pun tak bisa menahan godaan. HSBC membuat produk kartu kredit khusus segmen anak muda yang memang dikenal gandrung berbelanja online.

Dewi Tuegeh, Senior Vice President Retail Banking and Wealth Management HSBC Indonesia mengatakan, kepemilikan akun perbankan termasuk kartu kredit di kalangan anak muda masih rendah. Di sisi lain pemerintah menargetkan di 2020 volume transaksi e-commerce bisa mencapai USD$130 miliar.

"Sekarang kami coba segmen milenial karena potensi pasarnya sangat besar," katanya usai peluncuran kartu kredit platinum cash back di Jakarta beberapa waktu lalu.

Di PT Bank Danamon Indonesia Tbk. pertumbuhan transaksi kartu kredit via e-commerce melonjak sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir.

Djamin Nainggolan, Senior Executive Vice President Danamon menyebut, pertumbuhan total transaksi menggunakan kartu kredit mencapai 100% baik untuk Visa maupun Mastercard.

"Pertumbuhannya sangat bagus walaupun volumenya masih kecil-kecil," ujarnya.

Pertumbuhan volume transaksi di situs belanja elektronik naik dikisaran 40%-50%. Sementara dari seluruh nasabah kartu kredit, jumlah pengguna yang bertransaksi naik 30%.

Djamin menjelaskan, pertumbuhan kartu kredit perseroan amat tertolong dengan berkembangnya pasar situs belanja elektronik. Sebab sebelum booming situs belanja ini, nasabah kesulitan berbelanja bila hanya mengandalkan EDC.

Untuk itu pihaknya menjalin kerja sama dengan beberapa situs belanja elektronik seperti Tokopedia,JD dan Blibli. Model kerja samanya antara lain berupa insentif diskon.

Hingga Desember 2016 pemegang kartu kredit Danamon berjumlah sekitar 850.000 orang. Tahun depan Danamon menargetkan bisa menembus angka satu juta nasabah kartu kredit.

Bank lain yang juga getol menggarap pasar ini adalah Standard Chartered Bank Indonesia. Ruddy Martono, Head of Segments Retail Banking Standard Chartered mengatakan total penggunaan kartu kredit bulanan Standard Chartered tumbuh 4 kali lipat alias 400% sejak menjalankan program kerja sama dengan perusahaan e-commerce.

Untuk menggenjot pertumbuhan kartu kreditnya, bank asal Inggris ini menerapkan strategi 3 pilar yakni travelling, basic goods dan lifestyle. Tiga sektor tersebut masing-masing menggandeng perusahaan belanja elektronik.

Dengan potensi pasar sedemikian besar, tampaknya bisnis kartu kredit yang sempat lesu akibat regulasi perpajakan beberapa waktu lalu kembali bergairah. Bank-bank juga rajin memberi diskon agar transaksinya meningkat. Pada akhirnya, pelapak online senang, konsumen pun riang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Abdul Rahman

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper