Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fintech Menyerbu, Bagaimana Perbankan Harus Bersikap?

Munculnya perusahaan-perusahaan keuangan berbasis teknologi atau financial technology (fintech) membuat bank harus waspada dan segera beradaptasi.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo/Antara-Wahyu Putro
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo/Antara-Wahyu Putro

Bisnis.com, JAKARTA - Munculnya perusahaan-perusahaan keuangan berbasis teknologi atau financial technology (fintech) membuat bank harus waspada dan segera beradaptasi.

Sachin Mittal, Telecom, Media and Technology Analyst DBS Group Research dalam risetnya yang berjudul Digital Banking: New Avatar – Banks Watch Out for Banks menjelaskan fintech mempunyai sejumlah kelebihan dibandingkan dengan bank tradisional.

Fintech, kata dia, lebih efisien karena mampu menekan biaya operasional. Alhasil, mereka bisa memberikan fasilitas pinjaman lebih murah.

Fintech tidak saja melayani pembayaran, pinjaman atau jasa keuangan lain sebagaimana bisnis tradisional perbankan. Dengan kapasitas teknologi dan inovasi tiada henti, mereka dapat menjangkau nasabah yang selama ini tidak punya akses ke sistem perbankan.

“Fintech mampu melayani secara lebih personal dan menjangkau ke masyarakat yang selama ini sama sekali tidak dapat mengakses layanan perbankan,” katanya.

Dengan biaya yang murah dan daya ekspansi yang cepat, fintech bisa menggerus pasar perbankan tradisional. Menurut Mittal, tanpa berbenah margin bunga bersih dan pendapatan nonbunga perbankan tradisional bisa merosot masing-masing hingga 15% dan 25% pada 2020.

Sementara kalau mau mendigitalisasi pelayanan beban pendapatan bisa ditekan menjadi 35%, lebih rendah dibandingkan perbankan tradisional sebesar 45%

Pertumbuhannya yang pesat terlihat dari nilai investasi yang ditanamkan modal ventura (VC) ke start up fintech. Tak kurang US$$13,8 miliar atau sekitar Rp186,9 triliun sepanjang 2015, lebih dari dua kali penanaman modal selama 2014. Saat ini ada 19 fintech yang bernilai di atas USD$1 miliar atau kerap disebut sebagai unicorn.

Asia telah menjadi salah satu pusat fintech dunia. Di kawasan ini terdapat sekitar 2.500 start up fintech, dan berpotensi menggerus pasar tradisional perbankan.

Di tengah perkembangan ini, perbankan mau tak mau mesti merespons dengan tepat. Mittal menyebutkan ada dua cara yang dapat dilakukan.

Pertama, digitalisasi pelayanan agar dapat memberikan pelayanan yang lebih cepat, murah, dan mudah ke nasabah. Misalnya, dengan membuka rekening digital melalui telepon pintar. Kedua, mengintegrasikan kegiatan perbankan dengan kehidupan nasabah sehari-hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Abdul Rahman

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper