Bisnis.com, JAKARTA - Suku bunga dana bank diprediksi sulit turun tahun ini. Dana murah (current account and saving account/CASA) bakal jadi rebutan untuk mengantisipasi beban dana yang tinggi.
Chief Economist PT Bank Bukopin Tbk. Sunarsip mengatakan perebutan dana murah akan menjadi faktor penentu untuk menjaga profitabilitas bank di tengah pertumbuhan kredit yang masih lambat.
"Bagi bank-bank yang saat ini memiliki dana-dana dengan cost of fund yang lebih rendah sebaiknya dipertahankan dan dijaga untuk menjaga komposisi dana berbiaya murahnya," katanya kepada Bisnis.com di Jakarta, Kamis (4/1/2016).
Dia menjelaskan ada dua faktor yang membuat suku bunga dana sulit turun. Pertama, adalah kebijakan bank sentral Amerika Serikat yang diperkirakan akan menaikan suku bunga acuannya sebanyak tiga kali selama 2017.
Itu artinya, suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) pun kemungkinan akan lebih sulit untuk turun yang pada akhirnya bertransmisi ke suku bunga simpnanan yang juga sulit turun.
Kedua, tekanan inflasi diperkirakan akan lebih besar pada tahun ini. Kenaikan inflasi salah satunya didorong oleh faktorimported inflation akibat kenaikan harga minyak. Harga minyak diperkirakan akan meningkat di 2017 karena kesepakatan pemangkasan produksi oleh OPEC dan Rusia.
Kenaikan harga minyak ini akan mendorong kenaikan harga energi dan pangan yang lainnya sehingga akan mendorong kenaikan inflasi dari faktorimported inflation.
"Kalau inflasi tinggi, maka penurunan suku bunga akan lebih sulit. Dengan dua faktor tersebut maka cost of fund di masa mendatang diperkirakan bisa lebih tinggi," kata Sunarsip.