Bisnis.com, JAKARTA - Kendati Bank Indonesia melaporkan pertumbuhan kredit mengalami perlambatan, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Maryono tetap optimistis kredit perseroan akan mampu melejit di atas rata-rata perbankan.
"(Potensi perlambatan kredit) itu secara total, karena kami konsentrasinya di properti dan perumahan, saya kira kami mempunyai realisasi yang cukup tinggi di antara rata-rata industri perbankan," katanya di Jakarta, Kamis (6/7/2017).
Maryono melanjutkan, pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) yang menjadi spesialisasi BTN selama ini, tidak akan terpengaruh.
BTN membidik pertumbuhan kredit sebesar 19% sampai akhir tahun 2017. Adapun, realisasi sampai kuartal II/2017, menurut Maryono, masih sesuai dengan perkiraan awal perseroan.
Secara keselurahan, pembiayaan BTN tumbuh 19%-20% sampai Juni. Sementara itu, KPR subsidi mencatatkan pertumbuhan yang lebih besar, yakni di rentang 25% - 30%.
"Sampai bulan Juni, masih stabil di persentase itu, antara 19% -20% kebanyakan dari KPR dan konstruksi. Jadi masih on the track," lanjutnya.
Sebelumnya, Bank Indonesia melaporkan adanya perlambatan pertumbuhan kredit modal kerja (KMK) dan kredit investasi (KI) per Mei 2017 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dalam Analisis Uang Beredar, BI mencatat KMK tumbuh 8,5% secara year on year menjadi Rp2.050,6 triliun, melambat dibandingkan pertumbuhan pada April sebesar 10%. Senada, KI juga melambat dari 8% pada April menjadi 7,9% per Mei. Total KI yang disalurkan sampai Mei mencapai Rp1.117,7 triliun.
Total penyaluran kredit oleh perbankan per Mei tahun ini tumbuh 8,6% (yoy) menjadi Rp4.453,3 triliun, melambat dibandingkan posisi pertumbuhan pada April di posisi 9,4% (yoy).