Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. menargetkan penyaluran kredit pemilikan rumah bersubsidi melalui skema selisih subsidi bunga dapat mencapai 170.000 unit pada tahun ini, tumbuh 17% dibandingkan tahun lalu.
Managing Director Strategic, Compliance & Risk BTN Mahelan Prabantarikso mengatakan, realisasi penyaluran KPR melalui skema tersebut hingga Juni 2017 telah mencapai sekitar 82.000 unit.
“Atau setara nilainya dengan sekitar Rp9,5 triliun,” tuturnya kepada Bisnis, Senin (29/8/2017).
Pada tahun depan, lanjut Mahelan, penyaluran KPR melalui skema selisih subsidi bunga (SSB) masih akan menjadi pilihan bagi masyarakat berpendapatan rendah, selain melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
Secara nasional, pemerintah telah menyiapkan anggaran untuk membiayai rumah bersubsidi sebanyak 267.000 unit. Perinciannya, sebanyak 42.000 unit menggunakan skema FLPP, sedangkan 225.000 unit menggunakan skema SSB.
Sebagai bank penyalur utama KPR bersubsidi, perseroan berupaya menambah kapasitas agar dapat memenuhi target yang terus meningkat. Bank berkode emiten BBTN ini berencana melakukan sejumlah inisiatif dari sisi produk, proses bisnis, sumber daya manusia, tata kelola perusahaan, dan lainnya.
Kendati pasar kredit properti disebutkan mengalami kelesuan, BTN tetap optimistis mampu mencetak pertumbuhan dua digit di level 21%-23%.