Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank BNI Syariah direncanakan akan mendapatkan suntikan dana sebesar Rp1 triliun pada kuartal IV/2017 dari induk usaha yakni PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Plt. Direktur Utama Bank BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo memastikan hal tersebut saat Bisnis.com menemuinya di sela-sela acara peluncuran kartu pembiayaan di Jakarta pada akhir pekan lalu (22/9/2017).
“Harapan kami dengan tambahan ini akan memperkuat rasio modal sekitar 4%,” tuturnya.
Firman, panggilan akrab Abdullah Firman Wibowo, menjelaskan, dana ini nantinya juga akan digunakan untuk menyeimbangkan penyaluran pembiayaan antara segmen konsumer dan komersial, yang saat ini masih didominasi oleh segmen konsumer.
“Nah, kami proyeksi dalam 1 sampai 2 tahun akan seimbang. Hal ini juga sesuai dengan semangat dari OJK bahwa perbankan perlu mendorong sektor produktif,” ujarnya.
Hingga paruh pertama 2017, anak usaha BBNI ini membukukan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) di level 14,33%.
Baca Juga
Rasio tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 15,56%. Firman optimistis jajarannya dapat mencapai posisi CAR di level 18% pada saat tutup tahun nanti.
Sementara itu, pembiayaan BNI Syariah tumbuh 18,85% secara year on year per akhir semester I/2017 menjadi Rp22,56 triliun dari Rp18,98 triliun.
Dari total pembiayaan yang sebesar Rp22,56 triliun tersebut, sebagian besarnya merupakan pembiayaan disegmen konsumer 51,9%, pembiayaan ritel produktif atau UKM 21,7%, komersial 19,3%, mikro 5,6%, dan kartu pembiayaan Hasanah Card sekitar 1,5%.