Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank BNI Syariah mengharapkan suntikan modal dari induk usaha yakni senilai Rp1 triliun dapat terealisasi pada bulan Oktober 2017.
Plt. Direktur Utama Bank BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo menyatakan penambahan modal tersebut akan dimanfaatkan untuk mendorong ekspansi pembiayaan.
“Mudah-mudahan dalam bulan ini karena kami sudah mendapatkan lampu hijau dari otoritas, jumlahnya Rp 1 triliun,” katanya, Kamis (5/9/2017).
Penggunaan dana tersebut direncanakan sebesar Rp500 miliar untuk pembiayaan produktif, khususnya komersial dan UMKM, serta Rp200 miliar untuk pembiayaan ritel. Adapun, sisanya sekitar Rp300 miliar direncanakan untuk meningkatan infrastruktur dan perbankan digital.
Firman menjelaskan, sasaran perseroan adalah menyeimbangkan antara pembiayaan produktif dengan konsumtif. Saat ini, porsi pembiayaan konsumtif masih dominan dengan porsi sekitar 54%.
“Tujuan kami adalah membuatnya jadi 50:50. Di dalam pembiayaan produktif ada namanya segmen komersial dan UMKM. Kredit UMKM ini yang akan terus kami tingkatkan supaya ke depan bisa berimbang,” tuturnya.
Hingga paruh pertama 2017, BNI Syariah mencatatkan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) di level 14,33%. Rasio tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 15,56%. Firman optimistis jajarannya dapat mencapai posisi CAR di level 18% pada saat tutup tahun nanti.