Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pegadaian Siapkan IPO Tahun 2020

Pegadaian (Persero) di usianya ke-117 mulai melakukan transformasi perusahaan dalam upaya menjadi financial company dan rencana initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada 2020.
Dirut PT Pegadaian Sunarso (ketiga kiri) berfoto bersama Direktur Moh Edi Isdwiarto (kedua kiri), Direktur Ferry Febrianto (kiri), Direktur Harianto Widodo (kedua kanan), Direktur Teguh Wahyono (ketiga kanan) serta Direktur Damar Latri Setiawan (kanan) menjelang paparan kinerja, di Jakarta, Kamis (15/3/2018)./ANTARA-Muhammad Adimaja
Dirut PT Pegadaian Sunarso (ketiga kiri) berfoto bersama Direktur Moh Edi Isdwiarto (kedua kiri), Direktur Ferry Febrianto (kiri), Direktur Harianto Widodo (kedua kanan), Direktur Teguh Wahyono (ketiga kanan) serta Direktur Damar Latri Setiawan (kanan) menjelang paparan kinerja, di Jakarta, Kamis (15/3/2018)./ANTARA-Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA - PT Pegadaian (Persero) di usianya ke-117 mulai melakukan transformasi perusahaan dalam upaya menjadi financial company dan rencana initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada 2020. 

Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Sunarso mengatakan transformasi perusahaan saat ini sudah memasuki tahap perencanaan untuk menjadi financial company, setelah melalui tahapan diagnosis.

"Kami sedang menyiapkan semua prosesnya (4D), dari mulai squad organization dan project management, selanjutnya masuk ke tahapan design dan deliver, sehingga dapat melantai di bursa pada 2020,” jelasnya disela-sela acara puncak HUT Pegadaian ke 117 di Jakarta, Minggu (1/4/2018).

Dalam rangkaian puncak acara HUT ke 117, Pegadaian meluncurkan Pegadaian Digital Service (PDS), Agen Pegadaian, dan produk Gadai Tanpa Bunga.

Sunarso menjelaskan, PDS merupakan layanan digital dari Pegadaian dalam bentuk aplikasi yang berbasis web dan mobile. PDS akan melayani nasabah dan calon nasabah yang ingin mendapatkan informasi produk-produk Pegadaian.

Direktur Produk Haryanto Widodo menjelaskan, langkah yang ditempuh untuk memperluas Agen Pegadaian adalah dengan menggandeng badan usaha yang sudah melakukan kerjasama dan didukung dengan penggunaan teknologi informasi. Sedangkan produk gadai tanpa bunga menargetkan nasabah milenial dengan jumlah maksimal pinjaman Rp500 ribu yang bisa dibayar dalam jangka waktu 4 bulan.

Sementara itu, ia menjelaskan, investasi Pegadaian pada tahun ini cukup agresif dengan capital expenditure (Capex) atau belanja modal mencapai Rp1,2 triliun.

"Kami akan lari jarak jauh, oleh sebab itu Capex yang kami sediakan cukup besar karena kami akan going global. Dari mulai mengoperasionalkan Pegadaian Digital Services, dan agresif mengajak kerjasama agen serta memperluas produk layanan. Akhirnya Pegadaian akan memiliki jasa gadai, fidusia dan fintech (financial company)," jelasnya.

Sunarso mengaku optimistis jumlah nasabah yang berusia produktif akan terus meningkat, karena saat ini saja sekitar 68% nasabah Pegadaian rata-rata usianya di bawah 45 tahun. Perseroan juga akan terus melakukan peningkatan kualitas layanan digital dan memperbanyak jaringan agen, serta gadai tanah syariah, dan layanan berbasis financial technology.

Sunarso menjelaskan, tahun ini perseroan menargetkan 11,5 juta nasabah dan OSL sebesar Rp45,4 triliun dan pendapatan usaha Rp12,5 triliun, meningkat sekitar 19% persen dibandingkan pendapatan tahun lalu Rp10,5 triliun. "Performa keuangan perusahaan tahun 2018 diperkirakan akan terus tumbuh positif seiring dengan berlanjutnya pertumbuhan ekonomi nasional yang diperkirakan t 5,4 persen.”

Menurut Sunarso, pada saat yang bersamaan Pegadaian menargetkan laba bersih pada 2018 sebesar Rp2,7 triliun, melonjak 7,14 persen dari tahun lalu yang diperkirakan mencapai Rp2,52 triliun.

Di sisi lain, Pegadaian sebagai BUMN harus memenuhi aspirasi pemegang saham (pemerintah) untuk selalu meningkatkan perannya dalam inklusi keuangan yang diukur dengan banyaknya jumlah nasabah yang dapat dilayani perseroan. Pegadaian pada 2017 memberikan kontribusi kepada pemegang saham berupa dividen sebsar Rp1,02 triliun dan setoran pajak sebesar Rp1,6 triliun.

Ia menjelaskan untuk kebutuhan pendanaan sepanjang tahun ini, Perseroan menerbitkan obligasi berkelanjutan III tahap II dengan nilai total emisi Rp3,5 triliun yang akan digunakan untuk keperluan refinancing obligasi, modal kerja dan pelunasan SUP yang jatuh tempo, serta mengejar target OSL periode 2018.

Selain itu juga menerbitkan surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN) senilai Rp500 miliar yang digunakan untuk restrukturisasi pinjaman dalam rangka perbaikan cost of fund pinjaman syariah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper