Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (Bank Jatim) memilih menurunkan target pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga pada tahun ini, setelah menimbang kondisi pertumbuhan dana yang cenderung melambat.
Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Satyagraha mengatakan, perseroan akan lebih prudent dan selektif dalam menyalurkan dananya hingga akhir tahun ini.
“Bank Jatim merevisi target kredit di angka range 7%—8%, dari 10,65% untuk lebih prudent,” katanya kepada Bisnis, Selasa (18/9/2018).
Menurut Ferdian, Bank Jatim akan lebih berfokus pada pembiayan segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang berkarakteristik pembiayaan jangka pendek dengan risiko lebih rendah.
“Kami akan lebih fokus kepada pembiayaan UMKM, sementara untuk korporasi kami akan selektif proyek pemerintah di Jawa Timur. UMKM juga memiliki risiko lebih rendah karena kerja sama sama Gapoktan [Gabungan Kelompok Tani],” jelasnya.
Perseroan juga melakukan revisi terhadap target pertumbuhan dana yang semula 10% menjadi 8,62%. Ferdian mengatakan, Bank Jatim juga akan lebih berfokus pada penghimpunan dana murah untuk menekan biaya dana.
Baca Juga
Dilihat dari tren selama lima tahun terakhir, tampak bahwa kondisi pertumbuhan kredit perbankan secara nasional masih terus berfluktuasi. Pada periode 2014 hingga 2016, pertumbuhan kredit perbankan menurun dari dua digit menjadi hanya 7,9%.
Kemudian, pada 2017, fungsi intermediasi mulai membaik, tercermin dari pertumbuhan kredit yang mulai menggeliat ke level 8,2% secara tahunan. Pada tahun ini, regulator optimistis pertumbuhan kredit perbankan dapat terakselerasi hingga ke level 12% dibandingkan dengan capaian pada tahun lalu.