Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembiayaan BCA Finance Menyusut Tergerus Permintaan Roda Empat

PT BCA Finance mencatatkan penurunan pembiayaan sebesar 0,6 persen sepanjang tahun lalu akibat stagnasi pembiayaan roda empat. 
kantor BCA Finance/bcafinance.co.id
kantor BCA Finance/bcafinance.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - PT BCA Finance mencatatkan penurunan pembiayaan sebesar 0,6 persen sepanjang tahun lalu akibat stagnasi pembiayaan roda empat. 

Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim mengatakan total booking baru perusahaan mencapai Rp33,24 triliun sepanjang 2019, turun 0,6 persen dibandingkan dengan 2018 senilai Rp33,44 triliun.

Meskipun turun, capaian tahun lalu telah melampaui target yang dipatok Rp32,5 triliun. Portofolio pembiayaan 100 persen berasal dari kendaraan roda empat. 

Pada saat yang sama, perusahaan masih mencetak nett profit senilai Rp1,71 triliun, tumbuh 6,8 persen dibandingkan dengan 2018 senilai Rp1,60 triliun.

Market penjualan mobil baru kan stagnan. Profit sebagian merupakan kontribusi dari portofolio yang sudah ada,” katanya saat dihubungi Bisnis, Selasa (7/1/2020).

Dengan prediksi pasar mobil yang belum membaik tahun ini, Roni mengungkapkan target pada tahun ini dipasang sama dengan 2019. 

Meskipun pembiayaan mobil menjadi yang paling menurun pada tahun lalu, perusahaan tidak berencana untuk melakukan shifting bisnis.  “Kami masih akan fokus dengan pembiayaan mobil saja. Kami akan lebih pentingkan kualitas kredit,” tuturnya. 

BCA Finance menargetkan penyaluran pembiayaan senilai Rp32,5 triliun. Artinya, perusahaan perlu mengejar lebih dari Rp7,9 triliun untuk memenuhi target tahun ini. 

“Masih optimistis bisa [capai target]. Strategi kami masih mengandalkan proses yang cepat dan penyebaran cabang kami sudah banyak di kota-kota dan kabupaten dan di luar Pulau Jawa,” ujarnya.

Berdasarkan data perusahaan pada akhir 2019, sebaran portofolio BCA Finance berdasarkan wilayah masih didominasi oleh DKI Jakarta dan Banten yang mencapai 35%, Jawa Barat sebesar 17%, Jawa Timur dan Bali sebesar 17%, serta Sumatra 14%. Adapun Sulawesi dan Kalimantan masih di bawah 5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper