Bisnis.com, JAKARTA - Fungsi intermediasi PT Bank Pan Indonesia Tbk. terkoreksi pada tahun lalu. Portofolio kredit bank turun 2,76% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp132,5 triliun per 31 Desember 2019.
Presiden Direktur Bank Panin Herwidayatmo menjelaskan bahwa penurunan kredit disebabkan oleh segmen komersial dan ritel. Tahun lalu pembiayaan yang menyasar segmen komersial turun 6,31% yoy menjadi Rp50,5 triliun. Pada periode yang sama kredit ritel turun 6,56% yoy menjadi Rp24,5 triliun.
Pada tahun ini bank membidik target pertumbuhan kredit secara konservatif, atau sebesar 7% yoy hingga 8% yoy. “Kami belum melihat tanda-tanda bahwa perekonomian akan segera membaik,” katanya kepada Bisnis, Kamis (16/1/2020).
Herwidayatmo melanjutkan bahwa guna mencapai target tersebut bank akan mendorong semua segmen. Baik konsumer, komersial maupun korporasi kami minta untuk bisa mencapai target RBB tersebut [rencana bisnis bank],” tambahnya.
Adapun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan kredit tahun lalu tidak sesuai dengan proyeksi. Otoritas mencatat fungsi intermediasi tumbuh 6,08% yoy atau meleset dari target 8% yoy hingga 10% yoy.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan realisasi pertumbuhan kredit 2019 terpaut jauh dengan tahun sebelumnya. Pada 2018 industri perbankan menutup buku dengan 11,7% yoy.
Pada tahun ini OJK kembali optimistis mematok pertumbuhan kredit, atau sebesar plus minus 11% yoy. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana mengatakan bahwa hal itu sesuai dengan Rencana Bisnis Bank (RBB) yang telah diterima otoritas.
“RBB itu sudah 10% [yoy]. Tinggal kami dorong saja, ada proyek prioritas pemerintah. Itu akan dibiayai perbankan,” kata Heru.