Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham 10 Bank Besar Terseret Pelemahan IHSG, Bank Danamon Terdalam

IHSG parkir di zona merah dengan koreksi sebesar 195,964 poin atau 4,18 persen ke level 4.494,693 pada penutupan sesi pertama perdagangan hari ini, Selasa (17/3/2020)
Pengunjung menggunakan smarphone memotret papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Seni (16/3/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Pengunjung menggunakan smarphone memotret papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Seni (16/3/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Harga saham sejumlah bank dengan aset besar mengalami penurunan dari awal tahun seiring dengan anjloknya indeks harga saham gabungan (IHSG) dan dampak virus corona (covid-19) yang meluas.

IHSG parkir di zona merah dengan koreksi sebesar 195,964 poin atau 4,18 persen ke level 4.494,693 pada penutupan sesi pertama perdagangan hari ini, Selasa (17/3/2020). Apabila dibandingkan dengan awal tahun, IHSG merosot 28,65 persen year to date.

Dari data yang dihimpun Bisnis, harga 10 bank besar di Indonesia tak terkecuali terdampak dari pelemahan IHSG. Dari top ten bank nasional, hanya saham Bank Permata yang turun single digit secara year to date, sisanya turun dalam. (Lihat tabel)

Saham Bank Danamon mencatatkan koreksi paling dalam, yaitu sebesar 48,35 persen ytd. Pada sesi I perdagangan hari ini, harga saham BDMN berada di level 2040 atau turun 5,56 persen.

Saham Bank BTN dan Bank BNI juga mengalami penurunan lebih dari 40 persen ytd, yaitu masing-masing sebesar 43,87 persen dan 41,66 persen.

Sementara itu, pada perdagangan sesi I, saham Bank Panin mencatatkan pelemahan paling tinggi di antara 10 bank besar, yaitu sebesar 6,94 persen, disusul oleh saham Bank Mandiri dengan penurunan 6,75 persen.

Saham 10 Bank Besar
BankHarga Saham*Ytd (%)
BBRI3.380-23,18
BMRI5.525-28,01
BBCA26.175-21,69
BBNI4.580-41,66
BBTN1.190-43,87
BNGA650-32,64
BDMN2.040-48,35
PNBN805-39,70
BNLI1.140-9,88
BNII126-38,83
*harga saham pada penutupan sesi I perdagangan Selasa (17/3/2020)

Vice President Research Artha Sekuritas Indonesia Frederik Rasali menilai kondisi tersebut terjadi karena sentimen virus corona. Bahkan, upaya perbankan dalam menempuh sejumlah kebijakan untuk tetap memberikan layanan ke nasabah tetap tidak mengurangi dampak dari sentimen virus corona.

Seperti yang diketahui, meskipun ada aplikasi skema work from home, operasional perbankan tetap beroperasi normal dan nasabah tetap dilayani. Bahkan, industri perbankan juga membuka peluang besar untuk melayani transaksi nasabah melalui digital.

"Sentimen virus corona lebih dominan saat ini, bisa jadi berlangsung lama kondisi ini," katanya.

Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. David E. Sumual mengatakan bank besar Tanah Air memiliki prospek kinerja dan kemampuan menghasilkan laba yang tetap baik tahun ini. Namun, hal tersebut masih belum cukup membuat investor percaya karena sentimen negatif pasar global justru lebih kuat.

"Ini bukan masalah kinerja fundamental, tetapi lebih karena sentimen negatif global. Jadi kami melihat masih akan terus tertekan," katanya, Selasa (17/3/2020).

Dia menyampaikan beberapa emiten bank telah berkomitmen untuk melakukan buyback. Namun, hal tersebut juga tidak akan terlalu berdampak sebelum aksi buyback tersebut dilakukan.

"Lagi pula, aksi buyback ini juga ada dilakukan untuk treasury stock, yang artinya untuk dijual kembali," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper